SuaraBatam.id - Bandara Raja Haji Fisabilillah atau RHF Tanjungpinang mulai dipadati para penumpang yang mudik Hari Raya Idul Fitri 1443 H, baik yang tiba dan berangkat.
Jumlah pesawat yang masuk ke Tanjungpinang yang sangat terbatas, membuat seat yang tersedia setiap harinya hampir penuh. Saat ini hanya ada dua pesawat yang rutin melayani penerbangan dengan rute Tanjungpinang - Jakarta.
Eksekutif General Manager (EGM) Bandara RHF Tanjungpinang, Ngatimin K Murtono menyampaikan pada H-8 lebaran 2022 dengan maskapai penerbangan Batik Air dan Citilink selalu penuh.
Berikut berita Batam lainnya;
1. Marak Penipuan Digital, Bank Indonesia Kepri Pastikan QRIS Tak Bisa Dipalsukan
Modus penipuan di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mulai menghawatirkan. Pasalnya, kini modus penipuan yang terjadi menggunakan transaksi digital.
Salah satu kasus penipuan yang terjadi, kini pelaku mulai menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) palsu.
2. Bermodal Pembayaran QRIS Palsu, Seorang Ibu Rumah Tangga di Batam Tipu Brand Terkenal hingga Rp31 Juta
Seorang ibu rumah tangga, Mike Sri Novita (38), warga Sei Panas, Batam Center melakukan penipuan dengan pembayaran menggunakan QRIS palsu.
Ia akhirnya harus mendekam di sel tahanan Mapolsek Batam Kota.
3. Pemudik Padati Bandara RHF Tanjungpinang Jelang Lebaran, Seat Penerbangan Penuh
Bandara Raja Haji Fisabilillah atau RHF Tanjungpinang mulai dipadati para penumpang yang mudik Hari Raya Idul Fitri 1443 H, baik yang tiba dan berangkat.
Jumlah pesawat yang masuk ke Tanjungpinang yang sangat terbatas, membuat seat yang tersedia setiap harinya hampir penuh. Saat ini hanya ada dua pesawat yang rutin melayani penerbangan dengan rute Tanjungpinang - Jakarta.
4. Penumpang Ferry di Tanjunguban Antre sampai 3 Jam, ASDP Batam Ungkap Alasannya
Penumpang kapal Ferry rute pelayaran dari Pelabuhan Tanjunguban, Kabupaten Bintan menuju Pelabuhan Tanjung Punggur, Kota Batam menunggu antrean 2-3 jam untuk masuk ke kapal.
General Manager PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Batam Syamsudin mengatakan antrean yang cukup lama itu terjadi lantaran satu unit kapal yang sandar di Perairan Tanjung Duren, Batam belum dapat beroperasi karena ada persyaratan administrasi yang harus dipenuhi.