Kasus Covid-19 di Kepri Melonjak, PTM 50 Persen Kembali Diberlakukan

Untuk itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Kepri menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas 50 persen bagi siswa SMA/SMK sederajat.

Eliza Gusmeri
Senin, 21 Februari 2022 | 12:11 WIB
Kasus Covid-19 di Kepri Melonjak, PTM 50 Persen Kembali Diberlakukan
Kepala Disdik Pemprov Kepri Andi Agung (foto: antara0

SuaraBatam.id - Kasus COVID-19 di Kepulauan Riau kembali naik. Berdasarkan data Satgas COVID-19 jumlah kasus aktif di Kepri hingga saat ini tercatat sebanyak 1.684 orang.

Untuk itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Kepri menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas 50 persen bagi siswa SMA/SMK sederajat.

"PTM 50 persen mulai berlaku Selasa (22/2) esok," kata Kepala Disdik Pemprov Kepri Andi Agung di Tanjungpinang, melansir  Antara Senin (21/2).

Ia menjelaskan kebijakan tersebut berlaku bagi semua kabupaten/kota, di mana pada kebijakan sebelumnya ada tiga daerah, yaitu Bintan, Tanjungpinang dan Batam menghentikan sementara PTM di sekolah dan digantikan dengan pembelajaran daring atau "online".

Baca Juga:Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Bilang Isoman Picu Munculnya Klaster Keluarga

Pelaksanaan PTM 50 persen ini, katanya, menimbang kondisi siswa agar tidak terlalu lama belajar daring, mengingat selama beberapa pekan sebelumnya mereka sudah mulai masuk sekolah.

Ia juga mengatakan sepanjang proses PTM di sekolah ditemukan seorang siswa diduga terpapar COVID-19 di salah satu sekolah di Kabupaten Bintan, namun hasil tes usap PCR menunjukkan yang bersangkutan negatif COVID-19.

Oleh karena itu, pihaknya mengingatkan satuan pendidikan memperketat pengawasan protokol kesehatan untuk mencegah munculnya klaster COVID-19 di lingkungan sekolah. (antara)

Guru maupun siswa, kata dia, wajib memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak selama melaksanakan PTM di sekolah.

"Kalau ditemukan klaster COVID-19 di satuan pendidikan, maka PTM akan dihentikan," kata Andi Agung

Baca Juga:Data WHO, Indonesia Negara Ke-17 yang Punya Kasus Covid-19 Tertinggi

Satgas menyatakan lonjakan pasien COVID-19 di daerah setempat terjadi sejak Januari hingga Februari 2022 atau setelah perayaan Natal dan Tahun Baru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini