Puluhan Kapal Asing Asal Vietnam dan Thailand Jarah Ikan di Perairan Natuna, Nelayan Takut

"Seolah-olah dibiarkan saja. Hampir tiap hari ada terus KIA di laut Natuna," kata Herman

M Nurhadi
Senin, 07 Juni 2021 | 09:58 WIB
Puluhan Kapal Asing Asal Vietnam dan Thailand Jarah Ikan di Perairan Natuna, Nelayan Takut
Kapal ikan asing ilegal berbendera Vietnam dengan nomor lambung KG 5090 TS bersandar di dermaga Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontianak di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Selasa (4/5/2021). ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang

SuaraBatam.id - Ketua Aliansi Nelayan Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri, Herman mengeluhkan puluhan kapal ikan asing (KIA) asal Vietnam dan Thailand yang makin berani menjarah hasil laut pulau terluar Indonesia tersebut.

"Seolah-olah dibiarkan saja. Hampir tiap hari ada terus KIA di laut Natuna," kata Herman kepada ANTARA, Minggu (6/6/2021).

Dia menjelaskan, kapal nelayan asing tersebut sudah hampir mengelilingi laut Natuna. Rata-rata berada di sebelah Timur dan Utara Pulau Natuna.

"Intinya masih masuk wilayah tangkap kita," ujarnya.

Baca Juga:Kampung Nelayan Dipenuhi Deretan Rumah Super Mewah Bikin Publik Melongo

Menurutnya keberadaan KIA sangat merugikan nelayan Natuna, karena mereka menangkap ikan dengan cara-cara yang dapat merusak biota laut imbas penggunaan pukat harimau

Selain itu, kapal-kapal asing itu berkapasitas 50 sampai 100 GT, sementara kapal nelayan lokal hanya berkapasitas 20 sampai 30 GT.

"Ini juga menyangkut marwah NKRI. Masa kapal asing bebas berkeliaran di laut kita tanpa izin," tuturnya.

Tidak hanya itu, intimidasi dari Nelayan Thailand maupun Vietnam juga sering dialami nelayan Natuna.

Nelayan lokal kerap dikejar bahkan tidak jarang nyaris ditabrak, sebab nelayan asing itu merasa terganggu dengan aktivitas nelayan tempatan.

Baca Juga:Bikin Miris, Kampung Nelayan di Semarang Dipenuhi Sampah Bak Lautan Plastik

"Takut menghalangi mereka mau sebar pukat harimau," ungkap Herman.

Herman mengaku sudah berulang kali melaporkan kejadian ini kepada Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, hingga berbagai stakeholder terkait. Namun, ia tidak mengetahui apakah ini ditindaklanjuti atau tidak.

Dia pun tidak menampik jika pengawasan oleh pihak berwajib di laut Natuna sudah maksimal, namun perlu ditingkatkan agar nelayan asing tidak makin merajalela mengeruk kekayaan alam laut.

"Sebenarnya sudah jenuh melapor, nanti ada oknum tertentu yang marah," katanya menegaskan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini