SuaraBatam.id - Tak beda dengan umat muslim pada umumnya, penganut Islam Syiah juga menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan.
Namun mereka memliki waktu berbuka puasa yang terpaut beberapa menit dengan kelompok Islam Sunni. Biasanya, waktu berbuka puasa dilaksanakan seusai azan Maghrib, umat muslim Syiah memiliki waktu berbuka sendiri.
"Surah Al Baqarah ayat 187 tertulis, 'Kemudian Sempurnakanlah puasa kalian hingga malam'. Jadi, kami menunggu benar-benar malam," kata Ustadz Ahmad Hafidz Alkaff, juru bicara Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta beberapa saat lalu.
ICC adalah kompleks Pusat Kebudayaan Iran yang dibiayai oleh pemerintah Iran dan berada di bawah naungan Kedutaan Besar Republik Islam Iran.
Baca Juga:Debat Soal Makan di Depan Orang Puasa, Tengku Zul: Azab di Akhirat Kelak
Umat muslim Syiah biasanya mengumandangkan adzan 15 menit setelah adzan Maghrib pada umumnya.
Namun, berbeda dengan kelompok Islam Sunni, usai adzan Maghrib, umat muslim Syiah tidak langsung berbuka. Mereka terlebih dahulu menunaikan ibadah salat Maghrib yang dijamak dengan ibadah salat Isya.
Dijelaskan oleh Hafidz, hal ini bukan bertujuan untuk menunda waktu berbuka seperti yang kerap dituduhkan kepada mereka, melainkan menjalankan tradisi sesuai hadits Ahlulbait Nabi Muhammad SAW.
"Salat dalam keadaan berpuasa itu tentu pahalanya akan lebih besar. Salat jamak juga mengikuti tradisi keluarga suci Rasulullah," kata Ustadz Hafidz.
Selepas melaksanakan salat jamak Maghrib dan Isya, barulah mereka berbuka puasa dan berdoa.
Baca Juga:7 Hal yang Perlu Diperhatikan Agar Imunitas Selama Berpuasa Terjaga
Selain itu, Ustadz Hafidz mengakui dalam ajaran mazhab Syiah, tak dikenal adanya salat tarawih sehingga kegiatan tersebut diganti dengan ceramah.
"Salat tarawih adalah salat sunah. Sementara salat sunah yang diajarkan adalah salat yang dilakukan sendiri-sendiri. Karenanya, sebagai gantinya, kami mengadakan ceramah," ujarnya lagi.