Analisis KRI Rigel, Pencarian Kotak Hitam Sriwijaya Air Fokus di Lima Titik

"Ada lima titik penyelaman dengan radius sekitar 20 meter," kata Yayan.

M Nurhadi
Selasa, 12 Januari 2021 | 12:49 WIB
Analisis KRI Rigel, Pencarian Kotak Hitam Sriwijaya Air Fokus di Lima Titik
Proses evakuasi jasad para korban Pesawat Sriwijaya Air182 yang jatuh kemarin [Foto: Antara]

SuaraBatam.id - Komandan Satuan Tugas Laut (Dansatgasla) Operasi SAR Sriwijaya Air Laksamana Pertama Yayan Sofyan menjelaskan, pencarian kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengerucut di lima titik lokasi di perairan Pulau Laki, Kepulauan Seribu.

"Ada lima titik penyelaman dengan radius sekitar 20 meter," kata Yayan di KRI Rigel-933, Selasa (12/1/2021).

Lebih jauh, Yayan menyebutkan, penentuan lima titik penyelaman itu berdasarkan pemetaan dan analisis yang dilakukan KRI Rigel dengan seluruh sumber daya yang ada.

"Alat yang digunakan di antaranya magnetometer, HIPAP dan multibeam echosounder," ujarnya.

Baca Juga:KNKT: Sistem Sriwijaya Air SJ182 Masih Mampu Kirim Data Sebelum Jatuh

Pada Senin (11/1/2021) lalu, tim gabungan menggunakan metode segitiga dalam pencarian, 100 meter kali 100 meter kali 80 meter. Area pencarian itu mendapatkan empat kantong puing pesawat.

Ia mengatakan, tim penyelam dari Dislambair akan melakukan penguraian pada potongan-potongan material dari puing-puing pesawat yang kemungkinan besar diduga menimbun kotak hitam.

Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB. Pesawat itu diperkirakan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten setelah tercatat menambah ketinggian dari 11.000 kaki ke 13.000 kaki.

Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB karena disebabkan faktor cuaca.

Baca Juga:Lapan Sebut Cuaca Saat Sriwijaya Air Hilang Kontak Tak Ada Indikasi Ekstrem

Manifest sementara, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini