Cerita Pemungut Sampah Laut di Tanjunguma, Berharap Upah Layak Sejak Belasan Tahun Bekerja

Kedua pria yang diketahui bernama, Muhammad Yamin (37) dan Raja Asri (39) terlihat tetap menggenakan sarung tangan, dan sepatu boot sembari menggaruk sampah di laut.

Eliza Gusmeri
Sabtu, 22 Oktober 2022 | 19:14 WIB
Cerita Pemungut Sampah Laut di Tanjunguma, Berharap Upah Layak Sejak Belasan Tahun Bekerja
Muhammad Yamin (37) dan Raja Asri (39) dua anggota satgas pasang surut yang telah bekerja sebagai pemungut sampah khusus wilayah pesisir Tanjung Uma Batam (suara.com/partahi)

"Mana bisa kita garu sampah setinggi lutut gitu. Langsung masukkan aja ke kantong," katanya mengingat kilas balik awal mula ia membersihkan sampah itu.


Minta Upah Dinaikan Pemerintah

Kerja yang mereka lakukan, menurutnya harus diberi nilai lebih oleh pemerintah, bagaimana tidak, kondisi sampah di lokasi itu sudah mulai berkurang dan terlihat lebih bersih.

Namun, nyatanya upah keduanya tak kunjung naik dan bertahan di angka Rp3,5 juta.

Baca Juga:Atasi Masalah Sampah, Pemkot Ternate Distribusikan Kendaraan Roda Tiga untuk Tiga Kecamatan

Mereka tak mengeluh, hanya saja berharap dapat dihargai oleh Pemerintah jika memungkinkan.

Param menilai sampah di laut tempat biasa ia dan Raja bersihkan tampaknya sulit untuk habis, karena sampah itu datang bersama air pasang, dan disaat air surut sampah-sampah akan mengendap.

Tidak sampai di sana, pekerjaan Param dan Raja akan berlipat ganda kala masuk di musim Utara, angin kencang beserta arus turut membawa sampah yang tidak diketahui darimana asalnya.

"Sampah ini kan bukan murni dari warga, walaupun memang ada juga yang buang ke laut, ini juga datang dari sana (Pasar TOS 3000 dan Pasar Induk Jodoh). Pengaruh air naik juga, apalagi musim Utara, pas bulan Oktober sampai Februari. Sampah jauh lebih banyak, 20 kantong yang biasa, bisa jadi lebih. Bisa sampai 60 kantong," terangnya sembari melihat pesan yang masuk melalui handphone miliknya.

Param bercerita, dulu Satgas Pasang Surut pernah menggunakan perahu untuk mengangkut sampah di laut.

Baca Juga:Dua Pekerja PT Marcopollo Batam Meninggal karena Kecelakaan Kerja, Diduga Terkena Ledakan

Namun, di 2015, perahu itu rusak dan tak lagi bisa diperbaiki, dan saat ini ia hanya memungut sampah di pinggiran dengan alat seadanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak