Rusia Tawarkan Kerja Sama Pengembangan Nuklir di Indonesia, Pengamat: Momentum yang Tepat untuk PLTN

Menurut pengamat ekonomi energi UGM Fahmy Radhi bahwa tawaran itu adalah momentum untuk merealisasikan pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN di Indonesia.

Eliza Gusmeri
Jum'at, 08 Juli 2022 | 07:00 WIB
Rusia Tawarkan Kerja Sama Pengembangan Nuklir di Indonesia, Pengamat: Momentum yang Tepat untuk PLTN
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir di Jerman. [Shutterstock]

Ia mengatakan Rosatom telah mengembangkan PLTN yang terbesar di Rusia, yakni Novovoronezh Unit 6, yang berkapasitas 1.200 MW di Voronezh.

Selain di darat, menurut dia, Roastom juga membangun PLTN Terapung KLT-40S, yang dapat berlayar menjelajahi sejauh 5.000 km, dengan kapasitas sebesar 80 MW.

Rosatom saat ini menggunakan teknologi nuklir generasi terbaru, tipe reaktor VVER 1200 dengan teknologi generation 3 Plus yang merupakan pertama di dunia, dengan masa operasi selama 60 tahun didukung sistem pengamanan teknologi VVER 1200 memiliki zero accident standard.

"Saya pernah ke Rosatom, Rusia, dia menunjukkan simulasi, dari sisi keamanan sangat tinggi sekali bahkan dikatakan zero accident. Kalau Chernobyl yang dulu pernah meledak itu kan pakai teknologi lama ya," ucap dia.

Baca Juga:Pada 2025, Stasiun Manggarai Bakal Layani KRL Jabodetabek, Kereta Jarak Jauh hingga KA Bandara

Tidak hanya menguntungkan dari sisi energi, menurut Fahmy, secara politik kerja sama pengembangan teknologi nuklir dengan Rusia juga berpeluang memperlancar proses perdamaian antara Rusia dengan Ukraina yang dibawa Presiden Jokowi.

"Sembari membahas kerja sama nuklir tadi barangkali bisa memasukkan agenda gencatan senjata, misalnya. Kalau ini bisa berjalan dengan baik saya kira Jokowi akan meninggalkan legacy yang luar biasa, tidak hanya di nasional tetapi di tingkat internasional khususnya dalam menjaga perdamaian dunia," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak