Kini Bitcoin Dianggap Lebih Berharga dari Emas, Mengapa?

Sementara, BTC menurutnya dapat berperan sebagai lindung nilai inflasi di kalangan investor muda.

Eliza Gusmeri
Selasa, 04 Januari 2022 | 12:02 WIB
Kini Bitcoin Dianggap Lebih Berharga dari Emas, Mengapa?
Ilustrasi (Unsplash/Bermix)

SuaraBatam.id - Kini bitcoin lebih berharga dari emas. Menurut Profesor keuangan Wharton School, Jeremy Siegel, dalam wawancara CNBC Squawk Box pada hari Jumat lalu (31/12) bahwa hal itu dikarenakan kinerja emas "mengecewakan" pada tahun 2021.

Sementara, BTC menurutnya dapat berperan sebagai lindung nilai inflasi di kalangan investor muda.

"Mari kita hadapi kenyataan, saya pikir Bitcoin sebagai lindung nilai inflasi di benak banyak investor muda telah menggantikan emas. Koin digital adalah emas baru untuk milenium. Saya pikir kisah emas adalah fakta bahwa generasi muda menganggap Bitcoin sebagai penggantinya."

Siegel juga mengingatkan bahwa generasi yang lebih tua menyaksikan bagaimana emas melonjak selama inflasi tahun 1970-an.

Baca Juga:Sempat Naik Rp7000, Berikut Daftar Lengkap Harga Emas Hari Ini

"Kali ini, itu tidak menguntungkan," tambahnya.

Emas, yang secara tradisional muncul sebagai kelas aset yang memberikan lindung nilai terhadap inflasi, gagal memenuhi ekspektasi investor pada tahun 2021, mencatat tahun terburuk sejak 2015 dan turun sekitar 5% untuk menutup tahun di 1.800 dolar.

Meskipun fluktuasi harga besar-besaran selama 2021, BTC telah melonjak sekitar 70% pada akhir 2021.

Beberapa investor global terkemuka mendukung BTC atas emas pada tahun 2021 dengan pemilik Dallas Mavericks Mark Cuban berpendapat bahwa Bitcoin "lebih baik dari emas" pada Oktober 2021.

Pendiri Starwood Capital Group, Barry Sternlicht juga mengatakan bahwa emas sebenarnya "tidak berharga" dan bahwa ia memegang BTC karena setiap pemerintah mencetak sejumlah besar uang.

Baca Juga:Harga Emas Antam Anjlok Rp 10.000 per Gram, Waktunya Beli

Namun, meski BTC menjadi aset yang makin populer terhadap emas, banyak ahli keuangan dan kripto percaya bahwa itu belum membuktikan status lindung nilai inflasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini