Merger Pelindo ini pada akhirnya diharapkan dapat menciptakan sesuatu yang baru dan lebih bernilai.
Merger patut disertai transformasi bisnis usaha wilayah kerja, cara kerja apalagi di era digital.
Banking Expert Bambang Setiawan menyatakan Merger Pelindo di era ini tentu tidak bisa lepas dari pengaruh perkembangan teknologi digital. Sebab itu sudah jadi tuntutan dunia dan masyarakat, sehingga tidak mungkin dihindari.
Pelindo harus punya digital strategi, karena ini akan berkaitan dengan pelayanan kecepatan keakurasian dan kepuasan pelanggan.
Baca Juga:Mengintip Potensi Luar Biasa Budidaya Rumput Laut di Kepulauan Riau
Merujuk beberapa pelabuhan besar di Eropa seperti di Amsterdam dan Rotterdam. mereka sudah lebih dulu melakukan inovasi atau port digitalization. Misalnya process automation decisiona, di mana layanan kepelabuhan jadi lebih cepat karena memakai sistem otomatis dan meminimalisir sistem manual.
Pelabuhan Indonesia boleh saja mengadopsi bagaimana pelabuhan-pelabuhan terbaik dunia, mengembangkan smartport menuju layanan pelabuhan yang lebih efektif dan efisien.
Meski belum berjalan, banyak pihak mendukung dilakukannya penggabungan Pelindo I sampai IV demi kemajuan pelabuhan nasional Indonesia di masa-masa mendatang.
Akademisi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Fendy Suhariadi berharap Pelindo tak hanya menjadi operator pelabuhan di lingkup nasional, tapi harus ambil bagian di dalam kancah dunia kepelabuhan internasional.
Tujuan mulia itu dalam perjalanan merger Pelindo nanti diharapkan dapat tercapai. Yang paling penting adalah amanat pemerintah dalam kaitannya dengan cita-cita penggabungan Pelindo ini harus terealisasi.
Baca Juga:Resep dan Cara Membuat Mie Tarempa, Kuliner Khas Kepulauan Riau yang Menggoda
Ketika target itu tidak tercapai, entah itu mendatangkan profit atau tidak. maka sangat penting bagi Pelindo untuk melakukan langkah evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan secara tahunan, bulanan bahkan per semester.