Kejayaan Pelabuhan Negeri Riau Abad ke 17, Ini Bukti-bukti Sejarahnya

pelabuhan Negeri Riau di Bumi Melayu mampu tampil menjadi tempat berkumpulnya kapal-kapal dagang yang datang Nusanta, Asia bahkan Eropa.

Eliza Gusmeri
Selasa, 21 September 2021 | 18:12 WIB
Kejayaan Pelabuhan Negeri Riau Abad ke 17, Ini Bukti-bukti Sejarahnya
Pelabuhan Tanjungpinang saat ini (foto; Antara)

Sungai Carang yang kini bagian dari Kota Tanjungpinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Riau itu tidak lagi dilewati kapal-kapal besar.

Sesekali hanya dilewati kapal nelayan berukuran kecil. Kawasan yang tadinya riuh dengan suara aktivitas kapal dagang antarabangsa, telah berubah sunyi bagai kota mati tak berpenghuni.

Sri Bintan Pura

Pelabuhan Tanjungpinang saat ini (foto; Antara)
Pelabuhan Tanjungpinang saat ini (foto; Antara)

Lebih kurang seabad berlalu, kejayaan pelabuhan Riau tetap hidup dalam memori kolektif masyarakat Kepulauan Riau. Pasang surut pelabuhan Riau juga tidak dapat dilepaskan dari hubungan Riau Johor dengan Belanda.

Baca Juga:Mengintip Potensi Luar Biasa Budidaya Rumput Laut di Kepulauan Riau

Konon di zaman Kerajaan Riau Lingga,
Belanda dan Inggris juga terlibat persaingan sengit dalam perebutan penguasaan ekonomi maritim. Inggris membangun Singapura sebagai pelabuhan yang utama di Selat Melaka.

Belanda pun mengantisipasinya dengan membangun pelabuhan-pelabuhan bebas untuk menyaingi Singapura. Salah satunya pelabuhan Tanjungpinang, cikal bakal pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) yang sekarang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia I atau Pelindo I (Persero).

Menurut Peneliti Pusat Penelitian Arekologi Nasional Dedi Arman, pelabuhan Tanjungpinang dibangun Belanda sebagai pelabuhan internasional untuk menyaingi Singapura yang dikuasai Inggris tahun 1825.

Tahun 1829, pelabuhan Tanjungpinang menjadi pelabuhan bebas. Beberapa pelabuhan bebas lainnya juga dibangun oleh Belanda, seperti di Sambas, Pontianak, Sukadana, Lampung, Makasar, Manado, Kema, Ambon, Banda, Ternate, dan Kaili. Pelabuhan-pelabuhan ini dibuka sebagai pelabuhan ekspor dan impor kapal-kapal asing.

Namun dalam perjalanannya, keberadaan pelabuhan bebas itu gagal menyaingi Singapura, karena negara tetangga diuntungkan berada di dekat Selat Malaka, yang kemudian sekarang dikenal sebagai jalur perdagangan tersibuk di dunia.

Baca Juga:Resep dan Cara Membuat Mie Tarempa, Kuliner Khas Kepulauan Riau yang Menggoda

Kondisi yang demikian itu akhirnya membuat Belanda memilih menutup pelabuhan bebas atau internasional. Satu di antaranya pelabuhan Tanjungpinang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
Ujian Berat, Ini Bukti Lawan Timnas Indonesia U-17 Semuanya Sulit di Grup A Piala Dunia U-17 2023
Ujian Berat, Ini Bukti Lawan Timnas Indonesia U-17 Semuanya Sulit di Grup A Piala Dunia U-17 2023
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
Bukti-Bukti Perselingkuhan Suami Arie Rieyanthie, Isi Chatnya Bikin Jijik
Bukti-Bukti Perselingkuhan Suami Arie Rieyanthie, Isi Chatnya Bikin Jijik
Ini Bukti Ekonomi Indonesia Benar-benar Tergantung China
Ini Bukti Ekonomi Indonesia Benar-benar Tergantung China

News

Terkini