Gegara Hoax, Banyak Orang Tua di Bintan Malah Disembunyikan Dari Petugas Vaksin

"Pemahaman yang tidak benar terkait vaksinasi sehingga orang yang memiliki penyakit dan berusia tua disembunyikan saat pelaksanaan vaksinasi," kata Gama.

M Nurhadi
Jum'at, 20 Agustus 2021 | 10:16 WIB
Gegara Hoax, Banyak Orang Tua di Bintan Malah Disembunyikan Dari Petugas Vaksin
Warga Bintan mengebumikan pasien COVID-19 tanpa alat pelindung diri yang lengkap. (ANTARA/Nikolas Panama)

SuaraBatam.id - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Gama AF Isnaeni menyebut, sosialisasi vaksinasi kepada warga pesisir untuk mencegah penularan COVID-19 belum berhasil.

"Banyak persepsi yang salah, pemahaman yang tidak benar terkait vaksinasi sehingga orang yang memiliki penyakit dan berusia tua disembunyikan saat pelaksanaan vaksinasi," kata Gama, Kamis (19/8/2021).

Ia melanjutkan, orang yang menderita darah tinggi atau penyakit tidak menular namun berbahaya lainnya, perlu mendapat prioritas utama untuk disuntik vaksin. Terlebih, mereka justru berisiko tinggi saat tertular COVID-19.

Namun pemahaman yang salah menyebabkan warga yang memiliki penyakit seperti itu disembunyikan oleh keluarganya. Mereka khawatir vaksin dapat menyebabkan kondisi kesehatannya memburuk.

Baca Juga:14 Ribu Lebih Pelajar di Kulon Progo Sudah Dapat Vaksin Covid-19

Selain persepsi yang salah terhadap persoalan itu, Gama juga menemukan sejumlah warga pesisir di Bintan yang menyembunyikan orang lansia. Mereka juga memiliki pemikiran bahwa para lansia berisiko setelah disuntik vaksin.

Padahal lansia merupakan kelompok yang rentan tertular COVID-19, dan berisiko tinggi terhadap kematian sehingga pemerintah pusat memerintahkan agar kelompok lansia diprioritaskan untuk divaksin, selain petugas nakes dan petugas pelayanan publik.

"Kendala lainnya yang dihadapi Bintan stok vaksin yang tidak selalu tersedia," ujarnya kepada Antara.

Ia mengemukakan jumlah pasien COVID-19 di Bintan relatif menurun, sama seperti daerah lainnya di Kepri. Ia berharap penurunan jumlah pasien COVID-19, tidak semu. 

"Penurunan jumlah pasien dapat semu bila orang-orang yang kontak dengan pasien COVID-19, tidak ingin dites antigen. Mereka malah tetap beraktivitas sehingga potensial menularkan virus itu kepada orang seandainya mereka tertular," tuturnya.

Baca Juga:Aseeeekk... 4.600 Buruh Soloraya Bakal Divaksin Jenis Moderna

Meski jumlah pasien COVID-19 di Bintan menurun, Gama mengatakan, angka kematian masih tinggi. "Jumlah pasien COVID-19 drastis menurun, tetapi angka kematian masih cukup tinggi," katanya.

Kasus aktif COVID-19 di Bintan tinggal 168 orang, sementara total jumlah pasien yang meninggal dunia sejak pandemi sampai sekarang juga mencapai 168 orang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini