Mengenal Hang Nadim, Laksamana Jihad Jadi Nama Bandara Internasional Batam

Laksamana Hang Nadim adalah salah satu panglima Kerajaan Malaka yang berhasil melawan Portugis hingga mengabdikan seluruh hidupnya untuk berjuang melawan penjajah.

M Nurhadi
Rabu, 16 Juni 2021 | 09:50 WIB
Mengenal Hang Nadim, Laksamana Jihad Jadi Nama Bandara Internasional Batam
Ilustrasi sosok Hang Nadim, potret ini tidak 100 persen serupa dengan Hang Nadim dan hanya penggambaran yang diupayakan seniman (Ist)

Anak yang kemudian diberi nama Hang Nadim itu dibesarkan dan dididik oleh Hang Tuah hingga dewasa. Pada saat dewasa Hang Tuah menikahkan Hang Nadim dengan putri kandungnya sendiri yang bernama Tun Mas Jiwa atau Tun Emas Jiwa. Dari pernikahan itu Hang Nadim dikaruniai anak perempuan yang diberi nama Tun Mata Ali.

Menjadi Laksamana Perang Armada Laut Kerajaan Malaka Melawan Portugis

Pusat Kerajaan Malaka pada 1509 mengalami kejatuhan akibat kalah berperang melawan tentara Portugis yang melakukan ekspansi di wilayah Asia Tenggara. Namun, Kerajaan Malaka yang memiliki beberapa bagian kepulauan terpaksa membuat basis pertahanan baru di Kota Kara atau saat ini merupakan daerah pulau Bintan. Dari sanalah Kerajaan Malaka merencanakan serangan untuk merebut kembali Malaka dari penguasaan Portugis.

Dengan merintis puluhan armada tempur laut dan mengumpulkan bala tentara yang sudah dibekali dengan senjata tradisional, Hang Nadim yang pada saat itu cukup moncer di tengah prajurit Malaka diberi amanat oleh Sultan Mahmud Shah memimpin serangan dari laut dan mendapatkan gelar laksamana dari Kerajaan Malaka.

Baca Juga:Petugas Kesehatan di Batam Sudah Satu Bulan Jalankan Bisnis Surat Covid-19 Palsu

Serangan Hang Nadim bersama prajurit Kerajaan Malaka beserta bantuan pasukan Pati Unus dari Jawa dan Palembang melalui pesisir laut Malaka cukup mampu membuat tentara Portugis kewalahan. Namun, serangan itu berhasil dipukul mundur oleh Portugis dengan tembakan meriam dari benteng A Famosa di puncak bukit Malaka. Pasukan perang Kerajaan Malaka beserta sekutunya dari Jawa dan Palembang dibuat mundur oleh Portugis dengan dibombardir habis-habisan.

Hang Nadim beserta prajurit yang tersisa terpaksa pulang tanpa membawa kabar kemenangan. Namun, beberapa tahun kemudian, Sultan Mahmud kembali mengirim prajurit dan armada perangnya ke Malaka dengan taktik mengepung tentara Portugis dari laut dan darat.

Serangan Kerajaan Malaka kali ini dipimpin oleh Paduka Tuan sebagai panglima perang, sementara Hang Nadim didapuk kembali sebagai laksamana armada laut dan Nara Singa sebagai panglimanya pasukan darat.

Bandara Hang Nadim di Batam. (www.airports-worldwide.com)
Bandara Hang Nadim di Batam. (www.airports-worldwide.com)

Nara Singa beserta pasukan angkatan darat lebih dulu turun dan mengepung beberapa basis pertahanan Portugis dari dua arah, yaitu dari Pagoh dan Muar. Sementara Hang Nadim dan armada laut tetap berlayar mengepung melalui pesisir Malaka. Di pertempuran ini, pihak Kerajaan Malaka cukup banyak kehilangan prajurit. Maka, Panglima Paduka Tuan mengirim utusan kembali ke Kota Kara untuk meminta pasukan tambahan pada Sultan Mahmud.

Singkat cerita, serangan kedua dari Kerajaan Malaka itu sempat membuahkan hasil. Benteng A Famosa sempat berhasil diisolasi oleh Hang Nadim dan pasukannya yang menyerang dari jalur pesisir.

Baca Juga:Polisi Bongkar Bisnis Tes GeNose Palsu di Bandara Hang Nadim, Dua Petugas Ditangkap

Namun, menurut perhitungan dari Panglima Paduka Tuan, Hang Nadim dan Nara Singa baru dapat menguasai Benteng A Famosa sepenuhnya jika bantuan pasukan tambahan dari Kota Kara sudah bergabung bersama mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini