Ide tersebut yakni dengan memanfaatkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk menambah pasokan air baku di waduk. Sementara pada proses manajemen perawatannya dilakukan kerja sama operasional antara BP Batam dengan pihak swasta.
Keberdaan jalur Dam Duriangkang di Batam ini membelah dua bagian daerah antara Pungur dengan Sei Beduk. Jalur tersebut sering dilalui oleh masyarakat sekitar sebagai jalan tembus untuk menghemat waktu perjalanan.
Namun, jalan inspeksi Dam Duriangkang yang memiliki pemandangan bagus itu rencananya akan diberlakukan pemungutan tarif masuk oleh kebijakan BP Batam.

Alasan BP Batam memungut tarif masuk di jalur inspeksi Dam Duriangkang tersebut tidak lain agar mengurangi aktivitas lalu lintas masyarakat yang dianggap semakin ramai serta menjaga jalan di kawasan tersebut tetap tertib.
Baca Juga:Terima Laporan Kapal Vietnam Masuk Natuna Malam Hari, Ditpolair Gerak Cepat
Sebagian dari masyarakat sekitar yang sering memanfaatkan jalur tersebut lantas merasa keberatan jika diberlakukan kebijakan itu. Terlebih skema tarifnya memiliki perbedaan antara orang dewasa dan anak-anak sekolah. Mulai paling sedikit 2 ribu rupiah hingga 15 ribu untuk sekali lewat.
Dam Duriangkang yang menjadi pemasok air baku sekitar 70 persen bagi kebutuhan pasokan air di Kota Batam sebenarnya memiliki potensi pariwisata.
Namun, pemanfaatan waduk tersebut hanya difungsikan dengan Single Purpose, yang berarti penggunaan kawasan di sekitar waduk itu sangat terbatas dan tidak bisa dimanfaatkan sebagai destinasi wisata, lahan perkebunan, maupun perikanan.
Kontributor : Muhammad Subchan Abdillah
Baca Juga:Disiram Air Panas Oleh Istri Gegara 2 Hari Tak Pulang, Ini Alasan Sopan Cabut Laporan