"Kemudian kami sudah menang di Hannover, di event Jerman-Indonesia yang dilakukan beberapa bulan yang lalu. Itu acaranya dari Kementrian Perindustrian," ucapnya.
Sutasoma adalah permainan papan serupa monopoli. Kelebihannya, Sutasoma dilengkapi oleh fitur Augmented reality (AR).
"Di game Sotasoma ini ada fitur AR, kalau kartunya di scan pakai hp nanti akan muncul. Misalnya Rama itu siapa, juga ada Virtual Reality-nya. Jadi kalau orang belum pernah ke Prambanan atau Borobudur itu nanti bisa langsung tahu," terangnya.
Pria yang berdomisili di Sleman tersebut mengatakan bahwa game Sutasoma dapat dimainkan mulai dari 2-6 orang. Selain itu aplikasi game ini juga sudah dilengkapi dengan dua bahasa yakni Indonesia dan Inggris.
Baca Juga:Di Ubud, Sandiaga Uno Sajikan Gado-gado dan Ketoprak untuk Dubes Hungaria
Saat ini yang baru dibuat adalah versi satu atau versi Jogja. Dengan pengenalan candi yang ada di wilayah sekitar DIY juga.
Game Agar Pelajaran Sejarah Menarik
Sejarah jadi latar belakang idenya menciptakan permainan ini. Ia ingin sejarah tidak lagi membosankan bagi para siswa.
"Selama ini medianya pasti buku apalagi guru sejarah pasti bosenin banget kan. Kalau ini kami pakai dunia anak. Jadi mereka main game di situ mereka sambil belajar. Karena mereka sudah pakai hp terus, kita juga harus adaptasi dengan teknologi sehingga muncul tadi AR dan VR," tuturnya.
Sutasoma melibatkan dua tim berisi maksimal tiga orang pemain. Permainan akan terus berlangsung hingga kartu di deck yang tersedia itu habis.
Baca Juga:Palembang Tuan Rumah Triathlon Series 2021, Bakal Dihadiri Sandiaga Uno
Setiap ronde akan ada pemain yang mendapat token “Sutasoma” sebagai penanda bahwa yang bersangkutan memiliki tugas untuk membuka kartu harta. Kartu harta inilah yang bakal diperebutkan oleh setiap tim yang bermain.