“Saat ini tidak mungkin untuk menyimpulkan apakah ada kaitannya antara koagulasi dengan vaksin AstraZeneca. Kami bertindak lebih awal, itu perlu diselidiki secara menyeluruh, ”kata Menteri Kesehatan Denmark Magnus Heunicke.
Sementara melalui pendataan, AstraZeneca mengklaim ekses vaksin covid-19 buatan mereka secara umum dapat ditoleransi secara baik.
AstraZeneca juga mengklaim pada awal pekan ini, tak ada laporan kejadian buruk yang serius setelah manusia disuntikkan vaksin tersebut.
Regulator obat Uni Eropa, European Medicines Agency (EMA), Rabu (10/3), menegaskan sejauh ini tak ada bukti yang menghubungkan AstraZeneca dengan dua kasus pembekuan darah di Austria.
Baca Juga:Setahun Pandemi Covid-19 di Riau: Sudah 789 Meninggal karena Corona
EMA dalam pernyataan tertulis menyebutkan, kejadian tromboemboli atau bekuan darah yang bergerak, pada orang yang telah menerima vaksin AstraZeneca tidak lebih tinggi dari yang terlihat pada populasi umum.
Sedangkan terkait kasus pembekuan darah di Denmark, EMA belum bersedia untuk dimintakan tanggapan oleh Reuters.
Dikutip Suara.com dari France24.com, Denmark menambah daftar panjang negara-negara Eropa yang menangguhkan pemakaian AstraZeneca karena ekses vaksin tersebut.
Selain Denmark dan Austria, Estonia, Latvia, Lithuania, dan Luxembourg juga menangguhkan pemakaian AstraZeneca karena kasus pembekuan darah.
Dipakai di Indonesia
Baca Juga:Masuk Indonesia, Vaksinasi AstraZeneca Dihentikan di Denmark dan Norwegia
Sementara di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin AstraZeneca.