
Sesuai dengan arti namanya, Sakai, yang berarti anak-anak negeri, yang hidupnya di sekitar sungai. Mata pencaharian suku ini pun bersumber dari hasil kekayaan yang ada di sungai, yakni ikan.
Banyak masyarakat yang beranggapan suku Sakai jauh dari kemajuan sehingga mereka seringkali diremehkan bahkan dianggap direndahkan.
Saat ini suku Sakai semakin terpinggirkan, bahkan populasi mereka sangat terancam. Penyebabnya karena tanah mereka kaya akan minyak bumi.
Akibatnya, pepohonan di wilayah mereka ditebangi dan mereka pun semakin terusir. Semakin sedikitnya hutan membuat mereka kehilangan tempat tinggal. Kini suku Sakai sudah tidak memiliki ruang untuk hidup. Sistem kebijakan yang diterapkan oleh negara justru membuat suku ini terasing dari tanah leluhur mereka.
Baca Juga:Pemprov Banten dan Pemkab Serang Saling Tuding Izin Galian di Desa Sanding
5. Suku Rimba
Suku Rimba berada di Jambi, namun saat ini mereka semakin sulit diketahui keberadaannya akibat hutan yang digunakan sebagai tempat tinggal telah dijadikan kawasan perusahaan.

Bahkan tidak jarang dari mereka justru terpaksa harus lari dari wilayah yang sudah mereka tempati selama turun temurun. Keberadaan mereka saat ini semakin menurun. Terlebih sejak adanya kawasan sebuah perusahaan di kawasan hutan harapan.
Sejak tahun 2006, ada ratusan kepala keluarga dari suku itu harus meninggalkan kampung halamannya akibat kawasan mereka yang masuk ke dalam konsesi perusahaan.
Orang rimba merupakan salah satu komunitas terasing di provinsi Jambi. Mereka terbagi ke dalam berbagai macam-macam suku tergantung daerahnya. Pemerintah setempat memutuskan menyebut mereka dengan sebutan suku anak dalam.
Baca Juga:Dirjen Pajak Kini Bisa Intip Transaksi Holding Tambang BUMN
Itulah beberapa suku yang mulia kehilangan tempat hidup mereka hampir berabad-abad karena keserakahan manusia lainnya. Semoga pemerintah setempat bisa membuat kebijakan yang seharusnya tidak membuat keberadaan mereka tergerus dan terpinggirkan.