Meski kisah mereka romantis, awalnya festival ini tidak ditujukan untuk kekasih, tetapi festival bagi anak perempuan untuk menunjukkan keterampilan mereka dan untuk memuja Gadis Penenun karena kebijaksanaannya.
Secara tradisional, gadis-gadis akan mengambil bagian dalam pemujaan selama ritual, dan pergi ke kuil-kuil setempat untuk berdoa kepada Gadis Penenun.
Barang-barang kertas biasanya dibakar sebagai persembahan, dan gadis-gadis itu akan membacakan doa-doa tradisional untuk membawa ketangkasan dalam pekerjaan menjahit, yang di Tiongkok kuno melambangkan bakat dan kebajikan dari pasangan yang baik.
Kadang-kadang, kontes diadakan untuk melihat siapa yang terbaik dalam memasukkan jarum dalam kondisi cahaya redup, seperti cahaya bulan sabit.
Baca Juga:Total Ekspor Batu Bara Indonesia dan Negara Tujuannya, China Terbesar
3. Festival Qixi di Era Modern Jadi 'Hari Belanja'
Di zaman modern, pengusaha di China telah menggunakan kesempatan untuk memasarkan festival sebagai "Hari Valentine China", dan mengubahnya menjadi festival belanja tahunan yang sangat menguntungkan.
Menurut laporan Xinhua pada 2019, di dua platform e-commerce utama Alibaba, Tmall dan Taobao, penjualan hadiah Qixi mencapai puncaknya seminggu sebelum festival dengan mencatat peningkatan 118 persen dari tahun sebelumnya.
Di antara mereka, produk dalam negeri paling populer, dengan penjualan pakaian tradisional Han melonjak 184 persen, sementara pemerah pipi Cina, perona pipi bergaya kuno, penjualannya naik lebih dari 37 persen dari tahun sebelumnya.
Kontributor : Maliana
Baca Juga:Ekonomi Indonesia Terancam Terguncang Jika China dan Taiwan Perang, Ini Alasannya