Didi menjelaskan, pihaknya sejauh ini telah menyurvei 600 orang dan memberikan kuisioner.
Sebanyak 450 orang di antaranya bahkan telah diperiksa kadar antibodinya berdasarkan kriteria kelompok umur tidak wajib vaksin.
Selain itu, survei juga turut menyasar kelompok anak sekolah dan dewasa yang telah divaksin.
"Survei dilakukan secara acak dan pengambilan sampel sudah dilakukan dengan standar yang ada dan bisa dipercaya," katanya.
Baca Juga:Jelang Hari Raya Galungan, Kadinkes Bali Khawatirkan Potensi Covid-19 Gelombang Ketiga
Selain untuk memeriksa kekebalan kelompok, tujuan survei pun sebenarnya untuk mengukur tingkat penyebaran Covid-19 di Batam.
Menurut Didi, hasil survei saat ini belum dirilis secara resmi lantaran masih dalam tahap pengelolaan data.
Saat ini, kata dia, pihaknya masih melihat faktor-faktor lain yang kemungkinan berkontribusi terhadap imunitas seperti makanan serta pola hidup subjek sampel.
"Survei dilakukan menggunakan mobile statistik, dan ada sekitar 400 sampel yang bisa dipercaya yang diambil dari masyarakat di 12 kecamatan yang ada di Batam. Dengan margin error di bawah persen dan alat yang memadai, hasil survei cukup bisa dipercaya," kata Didi.
Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait
Baca Juga:Peneliti Australia Ciptakan Patch Vaksin Bebas Jarum, Vaksinasi Tak Perlu Suntik Lagi