Melestarikan Mangrove, Mengangkat Ekonomi: Perjuangan Gari di Kampung Tua Bakau Serip, Desa Binaan Astra

Gari Dafit Semet (43), seorang penggiat lingkungan, pemerhati mangrove di kampung tua itu 'kekeuh' melanjutkan aksi bersih-bersihnya. Padahal ia juga sempat membuang sampah.

Eliza Gusmeri
Kamis, 31 Oktober 2024 | 22:46 WIB
Melestarikan Mangrove, Mengangkat Ekonomi: Perjuangan Gari di Kampung Tua Bakau Serip, Desa Binaan Astra
Local champion Kampung Berseri Astra (KBA) Kampung Tua Bakau Serip, Gari Dafit Semet [Suara.com/doc Pandang Tak Jemu]
Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu [suara.com/eliza gusmeri]
Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu [suara.com/eliza gusmeri]

Berawal dari inisiatif bersih-bersih mandiri di 2015, tempat tersebut akhirnya rampung dibangun di 2018. Gari Kembali menekankan butuh berjuang panjang membangun desa wisata itu.

"Awalnya semua saya kerjakan sendiri, kemudian dibantu setelah membentuk pokdarwis, kami membangun jembatan kayu dan pondok-pondok agar dapat menarik wisatawan," jelas Gari.

Kini destinasi ekowisata desa ini semakin lebih baik. Lokasinya terlihat bersih dan tertata. Saat menelusuri jembatan hingga ke ujung pesisir, pengunjung langsung berpapasan dengan hutan mangrove.

Kawasan hutang mangrove Pandang Tak Jemu, Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip [suara.com/eliza gusmeri]
Kawasan hutang mangrove Pandang Tak Jemu, Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip [suara.com/eliza gusmeri]

Geri dan kelompoknya boleh berbangga dengan perjuangan mereka, pasalnya peminat kampung tua Bakau Serip mulai berdatangan dari luar Batam. Dia kerap mendampingi sekolah-sekolah dalam rangka wisata edu-trip di lokasi tersebut.

Baca Juga:Bangkitkan Ekonomi Lokal: Desa Wisata Batam Menjadi Ikon Pariwisata di Era Jokowi

Seperti Umi, seorang pengunjung, datang jauh-jauh dari Jawa Tengah untuk melihat lebih dekat Desa Wisata Bakau Serip.
Bersama rombongan pondok pesantren Sukoharjo, maksud kedatangannya berawal dari rasa penasaran dengan ‘kampung tua’ yang masuk 50 besar ADWI 2022 ini.

"Awalnya saya mencari di internet, dan menemukan desa ini, saya jadi penasaran Kampung Tua itu seperti apa," ujar dia, Minggu, 29 Oktober 2024.

Sementara rombongan pesantren lainnya, Anita mengaku suka dengan konsep edukasi ekowisatanya. "Bagian yang menarik di sini adalah dekat pantai. Kita bisa menikmati pemandangan bakau dan laut, sekaligus. Dan jadi pengalaman baru, ini pertama kali saya melihat mangrove secara langsung, apalagi katanya ada yang berusia ratusan tahun," ujar dia.

Perjuangan Menjadi Berkah: Terpilih Jadi Kampung Binaan Astra

Seorang warga sedang bersih-bersih di Kampung Wisata Bakau Serip, Nongsa [suara.com/eliza gusmeri]
Seorang warga sedang bersih-bersih di Kampung Wisata Bakau Serip, Nongsa [suara.com/eliza gusmeri]

Setelah destinasi ekowisata mangrove berdiri, perjuangan Gari dan kelompoknya tentu saja belum berakhir. Gari konsisten dengan misi sadar lingkungan dan bersama-sama masyarakat menjaga hutan mangrove yang pada akhirnya melindungi kampung ini dari dampak krisis iklim.

Baca Juga:Jeju Air Buka Rute Incheon-Batam, 3 Kali Seminggu! Cek Jadwalnya

Selain misi lingkungan, berkat perjuangan bersama itu juga berdampak secara ekonomi bagi warga kampung. Sayangnya, ketika sedang bersemangat menerima wisatawan, usaha mereka sempat terhenti karena pandemi. Secara pendapatan ikut terimbas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini