SuaraBatam.id - Kepergian Emmeril Kahn Mumtadz, putra Ridwan Kamil dan Atalia Praratya meninggalkan cerita sedih untuk masyarakat Indonesia, terlebih kedua orangtua mendiang.
Diketahui, Emmeril Kahn Mumtadz atau yang kerap disapa Eril ditemukan sudah tak bernyawa usai sebelumnya dinyatakan hilang saat berenang di Sungai Aare, Bern, Swiss beberapa waktu lalu.
Ibu Eril, Atalia Praratya menceritakan kembali kisah sesaat anaknya yang dicintainya berpulang.
Atalia atau Ibu Cinta ini, juga membagikan cerita bagaimana beratnya melewati waktu menerima kenyataan pahit tersebut.
Suatu ketika, saat sedang mencari di Sungai Aare, Atalia seolah frustasi sampai bertanya kepada siapa pun yang dijumpai, termasuk kepada bebek dan pohon di sungai tersebut.
Namun, ia kemudian sadar, bahwa Eril telah tiada dan harus menerima takdir tersebut.
Tetapi, Atalia juga menceritakan hari-hari yang berat sejak peristiwa hanyutnya Eril. Ia mengaku butuh waktu lama, untuk menceritakan kembali seperti kepada Alvin sekarang.
Apalagi, sebelum peristiwa itu terjadi, Atalia merasa memiliki kedekatan yang luar biasa setelah hampir dua tahun tidak tinggal serumah dengan Eril.
Sebulan sebelum meninggal, Eril kembali ke rumah dinas. Padahal, selama hampir dua tahun itu, Eril memilih untuk tinggal di rumah botol, yang merupakan rumah tinggal Ridwan Kamil. Ia memilih tinggal sendiri karena ingin mandiri.
“Cuma qodarullah itu, pas momen satu bulan terakhir dia datang ke sini, curhat-curhatan sama saya. Dia kan mau mengejar lulus tahun ini. Harusnya September ini dia selesai. Wisuda,” kata Atalia kepada Alvin Adam dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Sabtu (10/9/2022).
Atalia menceritakan, dia biasanya bertemu dengan Eril seminggu sekali.
“Itu lebih deket banget. Dekat banget. Aku yang sering pelukan sama dia. Aa’ sini, A’, Peluk,” ungkapnya.
“Dia ngobrol segala macem, termasuk kegelisahannya, termasuk mimpi masa depannya. Jadi, Momennya itu luar biasa banget. Selama kembali ke rumah ini, itu semua rasanya kok dia selalu ada,” sambung Atalia mengisahkan.
Menurut Atalia, Eril itu mirip dengan dirinya, yang sanguinis (terbuka). Setelah sekian lama berpisah lalu kembali bersama, perasaan keduanya menjadi semakin kuat.
Atalia menceritakan momen terberat dalam hidupnya, saat di Bern, dan Eril hilang, suaminya tidak ada di sana.
“Saya kalau berpikir nggak waras, mungkin waktu itu saya akan masuk ke air. Pada waktu itu saya melihat Teteh Zahra gemetaran. Jadi, saya harus waras. Saya selametin Teteh dulu. Dia harus merasa bahwa ini bukan kesalahan siapa-siapa,” tuturnya.
Atalia merasa, bahwa ini adalah semacam peringatan, bahwa meski memiliki jabatan, memiliki segala-galanya, terkadang ada hal-hal yang terjadi di luar kendalinya.
"Ini juga ujian bagi saya, karena seperti sesuatu yang biasa kita lakukan. Biasanya nolong orang, ini anak sendiri," ungkapnya.
Atalia lalu bercerita, bagaimana sedihnya ia saat semua orang didatangi Eril dalam mimpi, ia justru tak pernah bermimpi sekalipun tentang Eril.
Sampai suatu ketika, Atalia bermimpi dipeluk Eril. Ia merasa mimpinya tersebut seolah nyata.