"Itulah yang buat kami bigung. Karena informasi hanya dari mulut ke mulut. Sementara sosialisasi belum ada," tegasnya.
Albert sudah ,enjadi konten kreator yang aktif sejak tahun 2018 lalu. Albert juga mengakui hal ini membawa rezeki yang dapat melebihi penghasilan dari kerjaan utamanya.
Menyajikan konten dengan segmen review lokasi liburan dan produk, kini Albert sudah bisa mendapatkan kesempatan lain seperti endorse produk dengan bayaran yang cukup.
"Namun hal ini membutuhkan perjuangan panjang. Pernah sebulan saya mendapat endorse 5-6 kali dengan bayaran satu konten sebesar Rp1 juta. Tentu saja bayaran ini melebihi UMK Batam saat ini. Itu belum termaksud pendapatan dari YouTube," paparnya.
Terpisah Pemimpin Bagian Komunikasi Bank Riau Kepri, Dwi Harsadi Putra mengakui bahwa saat ini pihaknya masih bersifat menunggu aturan turunan yang tengah dibahas oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Kami sudah mengetahui tentang PP 24/2022. Namun selaku pihak pembiayaan, kami masih menunggu aturan mainnya nanti bagaimana," ungkapnya saat dihubungi, Jumat (29/7/2022).
Dengan adanya aturan ini, pihaknya mengungkapkan bahwa pembiayaan bagi ekonomi kreatif, termaksud dalam sisi bisnis yang memiliki potensi keuntungan.
Selain merupakan hal yang baru dari sisi pembiayaan, keuntungan yang dimaksud adalah progres pengembalian biaya yang dapat dilakukan dengan rentang waktu singkat.
"Selain ini adalah hal baru, keuntungan lain adalah masa pengembalian biaya yang mungkin akan dapat lebih cepat. Namun kembali lagi, kami masih menunggu aturan turunan," jelasnya.
Baca Juga:PAD Belum Capai Target, Perusahaan Telekomunikasi Banyak Menunggak Bayar Retribusi Menara di Batam
Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait
- 1
- 2