SuaraBatam.id - Istri Putra Siregar, Septia Siregar akhirnya buka suara mengenai merek dagang kosmetiknya, PStore Glow yang dianggap meniru merek dagang skincare lain.
Dalam video klarifikasi yang diunggah di akun Instagramnya, @septiasiregar17 pada Sabtu (17/7/2022) lalu, Septia mengaku tidak bermaksud untuk meniru.
Septia pun menjelaskan kronologi awal saat dirinya mulai berseteru dengan merek dagang skincare lain itu hingga menang di Pengadilan Niaga di Surabaya.
"Jadi ceritanya gini, awal tahun 2021 Bang Putra itu setuju untuk memfasilitasi tim membuka lapangan pekerjaan di bidang kosmetika yang kita kasih nama PStore Glow. Sebelum produksi di bulan Mei 2021, tim mendaftarkan mereknya dulu dong, PStore Glow ke dirjen HAKI untuk mendapatkan pengesahan sebagai merek kosmetik," ujar Septia, dikutip dari akun @septiasiregar17, Selasa (19/7/2022).
Baca Juga:Seorang Penari Ngaku Punya Anak dari Suami Zaskia Gotik, Kalina Oktarani Dituding Sakit Kelamin
Namun, di tengah proses hak cipta merek dagang PStore Glow keluar, ada pemilik skincare lain yang tidak terima hingga melaporkan ke Bareskrim Polri karena adanya kemiripan nama kedua merek tersebut.
Setelah mediasi berkali-kali dilakukan dan gagal, akhirnya Putra Siregar dan istri menarik semua produk PStore Glow karena tidak ingin membuat keributan.
Tetapi, upaya penarikan produk hingga penghentian produksi dari PSt0re Glow tidak membuat pihak sebelah tenang.
Septia mengaku pihaknya diminta memberikan dana yang sangat besar untuk membuat kasus ini menjadi damai.
Di tengah prosesnya, akhirnya HAKI PSt0re Glow keluar dan membuat Bareskrim menghentikan penyidikan hingga sudah SP3.
Baca Juga:Septia Siregar Blak-blakan Sempat Diminta Puluhan Miliar oleh Bos MS Glow saat Mediasi
Hal itu lantaran, merek dagang PSt0re tidak sama dengan merek pelapor.
Tetapi, kasus ini semakin berlanjut setelah pihak skincare sebelah justru kembali menggugat dengan pembatalan merek PSt0re Glow ke Pengadilan Niaga di Medan.
Septia pun merasa heran karena pihaknya merasa merek dagangnya sangat berbeda dengan merek dagang pelapor.
Terlebih, merek dagang pelapor ia sebut belum mempunyai produk dan tidak pernah berproduksi karena terdaftar untuk kelas 3.2 yaitu minuman serbuk instan, bukan untuk kosmetik yang seharusnya berada di kelas 3.
"Majelis hakim Medan mengabulkan gugatan Mbak S dengan pertimbangan, satu, merek PSt0re Glow dianggap menyerupai merk sana, dan kedua, upaya pendaftaran PSt0re Glow dianggap mendopleng produk sana yang sudah terkenal.
Sedangkan merek Mbak S belum sekalipun mempunyai produk, jadi bagaimana kita bisa dianggap mendompleng produk mereka sedangkan mereka tidak pernah berproduksi," kata Septia.
Kontributor : Maliana