Resmi Jadi Arsip Sejarah, Wisata Camp Vietnam Batam Terima Penghargaan Memori Kolektif Bangsa

Memori Kolektif Bangsa (MKB) sendiri merupakan arsip dari sejarah perjalanan bangsa yang merupakan aset nasional yang menggambarkan identitas dan jati diri bangsa Indonesia.

Eliza Gusmeri
Kamis, 19 Mei 2022 | 10:25 WIB
Resmi Jadi Arsip Sejarah, Wisata Camp Vietnam Batam Terima Penghargaan Memori Kolektif Bangsa
Camp Vietnam Batam [suara.com/elizagusmeri]

“Saya sudah berbincang dengan Pak Muklis dan Pak Imam, beliau-beliau akan mendorong Wisata Camp Vietnam ke kancah internasional. Jadi, saya mengajak seluruh pegawai BP Batam, khususnya di Biro Umum agar bersama-sama memperbaiki tatanan arsip kita,” pungkas Wahjoe.

Sebagai bentuk perbaikan sistem, Kepala Biro Umum BP Batam, Budi Susilo mengatakan pihaknya akan menyusun arsip digital sebagai transformasi di bidang kearsipan.

“Arsip yang masih terpisah-pisah akan kita satukan di record center. Digitalisasi arsip juga sedang kami kembangkan, agar 50 atau 70 tahun mendatang arsip BP Batam masih terkelola dengan baik,” kata Budi.

Tidak hanya Wisata Camp Vietnam Pulau Galang, Budi juga berharap, beberapa aset bernilai sejarah seperti Jembatan Barelang, ke depannya dapat dinominasikan sebagai Memori Kolektif Bangsa.

Baca Juga:Dishub: Naik Bus Trans Batam Masih Wajib Pakai Masker


Tentang Camp Vietnam

Wisata Camp Vietnam, yang berada di Desa Sijantung, Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau menjadi bukti sejarah sisi kemanusiaan di Indonesia.

Tempat ini sekarang dikelola Badan Pengusahaan Batam (BP Batam).

Pulau Galang dulunya merupakan tempat penampungan/kamp para pengungsi Vietnam yang merupakan korban Perang Saudara.

Kamp tersebut yang dibangun oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui United Nation High Commissioner of Refugees (UNHCR) di atas lahan seluas 80 hektare.

Baca Juga:Berita Batam Kemarin 18 Mei 2022: Ariel Tatum dan Nicholas Saputra Mesra di Film-Pelayaran ke Malaysia Dibuka di Karimun

Kamp pengungsian ini menampung lebih dari 250.000 pengungsi sejak tahun 1979-1996. Setelah para pengungsi kembali, bangunan-bangunan yang ditinggalkan menjadi wisata sejarah kemanusiaan yang dikelola oleh BP Batam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini