Minyak Goreng di Batam Masih Dijual di Atas HET, Pedagang Tak Berdaya Distributor Pasang Harga Tinggi

Wali Kota Batam, Rudi sudah menandatangani Surat Edaran (SE) Walikota Batam nomor 21/Disperindag/III/2022

Eliza Gusmeri
Selasa, 22 Maret 2022 | 13:30 WIB
Minyak Goreng di Batam Masih Dijual di Atas HET, Pedagang Tak Berdaya Distributor Pasang Harga Tinggi
Salah satu penjual minyak goreng kemasan di pasar TPID Bida Trade Center (partahi/suara.com)

SuaraBatam.id - Wali Kota Batam, Rudi sudah menandatangani Surat Edaran (SE) Walikota Batam nomor 21/Disperindag/III/2022 sebagai antisipasi kenaikan harga minyak goreng.

"Saya sudah menandatangani bahwa HET minyak goreng eceran di Batam. Per liter Rp14 ribu, dan per kilogram Rp15.500," tegas Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, Selasa (22/3/2022).

Rudi juga memastikan mulai hari ini, seluruh pasar yang ada di Kota Batam wajib menjual minyak goreng eceran.

Ia juga meminta Dinas terkait, melakukan pengecekan ke sejumlah gudang milik distributor, agar mengeluarkan stok minyak goreng eceran ke para pedagang.

Baca Juga:Pelaku Usaha di Batam Mengeluh Merugi Sejak Pemadaman Listrik Bergilir PLN

"Saya jamin seluruh pedagang di pasar menjual minyak goreng eceran. Tidak boleh ada penimbunan di gudang, Dinas terkait saya sudah perintahkan terus mengecek stok mereka. Jangan sampai ditimbun, karena di SE yang sudah saya tandatangani harga sudah murah," tegasnya.

Walau demikian, kenyataan di lapangan aturan HET minyak goreng eceran terlihat berbeda.

Salah satunya penjual minyak goreng eceran di Pasar Sei Pancur, Sei Beduk yang kini menjual minyak goreng eceran dengan harga Rp18 ribu per kilogram.

Penjual yang tidak ingin disebutkan namanya ini, menuturkan bahwa hal ini didasari harga beli pedagang ke distributor.

"Kayaknya di kawasan Sei Beduk ini, cuma ada beberapa yang jual eceran bang. Tapi harga Rp18 ribu, ini karena kami juga beli lumayan tinggi dari distributor," ungkapnya.

Baca Juga:Nggak Ada Takut-Takutnya! Ibu Ini Sindir Pedas Megawati soal Minyak Goreng: Rakyat Mulu yang Disalahin

Dalam sehari, ia mengaku dapat melakukan pembelian 6 jeringen minyak goreng eceran dari distributor untuk dijual kembali ke masyarakat.

Di saat bersamaan, ia mengaku tidak menjual minyak kemasan, dikarenakan harga beli yang tinggi dari distributor.

"Biasa saya beli 6 jerigen untuk eceran. Kalau kemasan kami gak jual lagi, karena harga beli dari distributor udah tinggi. Nanti kami mau jual harga berapa lagi," terangnya.

Hal berbeda diungkapkan oleh Yuli, salah satu pedagang di pasar TPID Bida Trade Center, yang mengaku bahwa pihaknya tidak menjual minyak goreng eceran.

Ketiadaan minyak goreng eceran di lapak dagangannya, dikarenakan pihaknya selalu tidak mendapat kuota dari distributor.

"Kami hanya jual kemasan bang, eceran gak ada karena gak dapat dari distributor. Kalau kami tanya selalu habis," paparnya.

Untuk minyak goreng kemasan di kedua pasar ini, hingga saat ini juga diakui sangat sulit didapatkan dari pihak distributor.

Kelangkaan, kehabisan stok, serta harga beli yang tinggi menjadi kendala, sehingga para pedagang di Kecamatan ini berpikir untuk menjual minyak goreng.

"Eceran selalu kosong, begitu juga kemasan. Yang ada saat ini sebenarnya tinggal stok sisa aja. Kami pedagang juga bigung ini ada apa," tanya Yuli.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini