Presiden Afghanistan 'Kabur', Taliban Minta Warga Tidak Pergi ke Negara Lain

Suhail Shaheen meminta penduduk Kabul tidak perlu khawatir terkait keselamatan nyawa dan harta benda mereka.

M Nurhadi
Senin, 16 Agustus 2021 | 15:19 WIB
Presiden Afghanistan 'Kabur', Taliban Minta Warga Tidak Pergi ke Negara Lain
Taliban berhasil menguasai kembali Afganistan. [DW Indonesia]

SuaraBatam.id - Pergolakan negara Afghanistan kian memanas usai Presiden Ashraf Ghani memilih untuk meninggalkan negara itu ketika kelompok bersenjata Taliban memasuki ibu kota, Kabul pada Minggu (15/08).

Ashraf Ghani dilaporkan pergi ke Tajikistan. Sementara, Wakil Presiden Amrullah Saleh juga dilaporkan menyelamatkan diri ke luar negeri.

Kepergian dua pemimpin Afghanistan ini dikonfirmasi olehKetua Dewan Tinggi Rekonsiliasi Nasional, lembaga yang dibentuk untuk berunding dengan unsur-unsur Taliban, Abdullah Abdullah.

Bahkan, Abdullah menyebut Ghani sebagai 'mantan presiden' karena meninggalkan bangsa dan negara dalam situasi yang memanas.

Baca Juga:Taliban Kuasai Kabul, Denny Siregar: Gerakan Teroris JI Akan Bangkit Kembali

Seluruh sudut kota Kabul juga dipenuhi kendaraan hingga menciptakan kemacetan. Warga berbondong-bondong ingin melarikan diri karena ketakutan.

Sementara, pengungsi dalam negeri yang sebelumnya menyelamatkan diri dari pertempuran di daerah-daerah kini berusaha kembali ke desa-desa mereka.

Di sejumlah titik, anjungan tunai mandiri nampak rusak diduga dirusak oknum yang tidak bertanggung jawab karena kehabisan uang.

Sebuah video yang disiarkan oleh kantor berita pro-Taliban menunjukkan para tahanan dibebaskan dari Penjara Pul-e-Charkhi di Kabul - penjara terbesar di Afghanistan.

Melansir BBC --jaringan Suara.com, Suhail Shaheen meminta penduduk Kabul tidak perlu khawatir terkait keselamatan nyawa dan harta benda mereka.

Baca Juga:Presiden Ashraf Ghani Tinggalkan Afghanistan, Ini Pesannya untuk Taliban

"Kami adalah abdi rakyat dan abdi negara ini," kata Shaheen.

Ia juga mengatakan, kelompoknya tidak ingin membuat warga takut hingga melarikan diri. Mereka berharap warga tetap berada di Afghanistan dan membangun kembali negara itu pasca konflik.

Sebelumnya, sejumlah saksi mata menyatakan bahwa milisi itu hanya menemui sedikit perlawanan menuju Kabul.

Pimpinan Taliban memerintahkan para anggotanya untuk menahan diri melakukan kekerasan dan menjamin keamanan bagi mereka yang ingin meninggalkan Afghanistan lewat Kabul.

Melansir Reuters, salah seorang pemimpin Taliban di Doha, Qatar meminta para kaum perempuan untuk mendatangi kawasan perlindungan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini