Dipukuli Pakai Besi Oleh Kerabat Pasien Covid-19, Nakes di India Pikirkan Pensiun

"Sulit untuk kembali bekerja," kata Reddy.

M Nurhadi
Selasa, 06 Juli 2021 | 15:28 WIB
Dipukuli Pakai Besi Oleh Kerabat Pasien Covid-19, Nakes di India Pikirkan Pensiun
Ilustrasi penganiayaan, penyerangan, pemukulan, pengeroyokan. (Shutterstock)

SuaraBatam.id - Kasus penyerangan terhadap tenaga kesehatan jadi salah satu yangdisorot di India. Namun, meski berkali-kali menjadi korban, polisi hingga kini belum menemukan pelaku.

Bahkan, kasus kekerasan terhadap tenaga kesehatan terkesan dibiarkan hingga pelaku bebas berkeliaran. Pada Januari lalu, keluarga pasien Covid-19 merusak properti dan menganiaya staf Rumah Sakit Apollo di Ibu Kota Delhi.

Namun, pihak RS tidak melaporkan hal ini pada kepolisian. Sikap yang diambil manajemen RS lantas dianggap membuat para staf di RS itu rentan penyerangan dari berbagai pihak.

Kalangan tenaga kesehatan menilai, masalahnya adalah tidak ada peraturan yang spesifik melindungi mereka.

Baca Juga:Pasien Covid-19 di Kepri Bertambah 9.098 Orang Selama Bulan Juni

"Bagi kami hukum yang ada saat ini tidak efektif dan itu mengapa tidak bisa mencegah kasus penyerangan. Hukum yang kuat segera diperlukan sehingga masyarakat tahu akan ada konsekuensinya bila menyerang dokter," kata Dr Jayesh Lele, sekretaris jenderal Asosiasi Dokter India (IMA).

IMA memang gencar mengkampanyekan adanya hukum yang bisa melindungi tenaga kesehatan dari serangan.

"Kekerasan tersebut tidak direncanakan, tetapi lebih akibat ungkapan emosional yang disebabkan oleh kematian. Oleh karena itu, hukum tidak berfungsi sebagai pencegah," kata salah satu tokoh pembela tenaga medis, Shreya Shrivastava.

Ia terlibat dalam tim riset di Vidhi Center for Legal Policy yang memperlajari pemberitaan di media massa soal 56 kasus penyerangan selama Januari 2018 hingga September 2019 guna mempelajari agar kasus ini tidak terulang.

Menurut dia, pemerintah sebenarnya sudah mengeluarkan aturan yang menghukum penjara hingga selama tujuh tahun kepada penyerang tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19 meski hal itu tidak efektif.

Baca Juga:Menyentuh, Nakes Rawat Ibu Positif Covid-19 di Rumah Sakit hingga Ajal Menjemput

Salah seorang dokter di RS Gandhi di Kota Hyderabad pada 2020 lalu jadi korban penganiayaan dari keluarga pasien Covid-19. Ia dihajar dengan besi dan kursi plastik. Meski ia sudah melapor pada polisi, hingga kini tidak ada pelaku yang ditangkap.

"Sulit untuk kembali bekerja," kata Reddy.

"Saya berada di bangsal perawatan medis akut yang sama, melihat pasien kritis. Pikiran atas serangan itu sering menghinggapi," sambung dia, melansir BBC  Indonesia--jaringanSuara.com.

Dia mengaku telah menghabiskan banyak waktu uguna memikirkan peristiwa yang menimpanya itu berkali-kali.

"Saya waktu itu berada dalam dilema," ujarnya.

Ia mengaku bingung untuk mencari cara agar dirinya bisa menyampaikan kabar duka kepada keluarga korban. Ia terus berupaya agar tidak ada lagi peristiwa serupa. 

"Saya sadar bahwa kita harus menyempatkan waktu dengan pasien dan keluarganya untuk menjelaskan hal-hal yang bisa maupun yang tidak bisa kita lakukan. Saat mereka tidak setuju, mereka perlu memindahkan pasien ke rumah sakit lain. Namun kami tidak punya cukup waktu seperti itu. Saya punya 20-30 pasien setiap hari," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini