SuaraBatam.id - Saat Indonesia masih berduka dengan aksi terorisme di Makassar, sebuah video ceramah yang membenarkan aksi terorisme viral di media sosial.
Dalam potongan video itu, sosok yang diduga Ustadz Hasyim Yahya itu viral karena dengan gamblang menyebut, seorang muslim yang baik adalah teroris.
Akun Twitter pengunggah, @/nila_mrt menyinggung perihal ajaran sesat teroris yang menyebut bisa masuk surga dan disambut ribuan bidadari bila menjadi seorang teroris.
“Ajaran sesatnya itu kalo mau masuk surga dan di sambut 6500 bidadari harus jadi TERRORIS, ngebom gereja,” tulisnya dikutip Senin (29/3/2021).
Baca Juga:Viral Penampilan Goyang TikTok di Acara Pondok Pesantren, Tuai Perdebatan
Dalam video tersebut, Ustaz Yahya Hasyim dengan terang-terangan mengatakan bahwa muslim yang baik adalah yang menjadi seorang teroris.
“Orang Islam yang baik itu yang menjadi teroris. Buka Al Anfal ayat 60, datangkan kiai siapa, ustaz siapa bahwa orang Islam itu wajib jadi teroris,” ujarnya melansir Hops.id (jaringan Suara.com).
Tak berhenti disitu, Ia juga menyinggung Bhineka Tunggal Ika yang menurutnya bukan berarti seorang muslim harus melanggar ajaran agama Islam gegara Pancasila.
“Kita ini harus Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika, silakan kamu yang mau Bhinneka Tunggal Ika. Itu tidak berarti bahwa seseorang muslim yang hidup di negara ini harus melanggar aturan agamanya,” kata dia.
Bahkan, dalam video tersebut, ia menyebut prosesi ‘mengheningkan cipta’ dalam sebuah upacara adalah metode orang kafir.
Baca Juga:Fahri Hamzah Kaitkan Aksi Teroris Dengan Pahala Ramadan, Publik Heran
“Ketika upacara apa, upacara apa, ketika sampai waktu untuk berdoa, kita disuruh mengheningkan cipta. Mengheningkan cipta ini bukan cara Islam. Ini cara orang kafir, cara orang Hindu, cara orang Nasrani,” ujarnya.
Tak cuma itu, ia juga menyinggung soal SARA. Menurutnya, istilah SARA dibuat untuk oleh sejumlah kaum di luar Islam untuk tujuan tertentu.
“Yang SARA, apalagi SARA. Istilah SARA itu adalah senjata ini kaum Nasrani, kaum Hindu, Yahudi, dan lain-lainnya, ketika dia bertindak menzalimi kita, lalu dikatakan pada wartawan ‘ini jangan dimuat, ini adalah masalah SARA’,” imbuh Hasyim Yahya.
Meski demikian, belum diketahuisecara pasti baik lokasi, waktu maupun kebenaran dari video tersebut.