Komentari Geger Partai Demokrat, Fahri Hamzah Singgung Kisruh PKS

Ini konflik warga negara, harus ada jalur hukum dan politik, ujar Fahri.

M Nurhadi
Rabu, 17 Maret 2021 | 11:19 WIB
Komentari Geger Partai Demokrat, Fahri Hamzah Singgung Kisruh PKS
Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah. (Suara.com/Novian)

SuaraBatam.id - Wakil Ketua DPR RI  Fahri Hamzah turut buka suara soal kisruh yang terjadi di Partai Demokrat. Ia secara pribadi sangat menyayangkan keterlibatan Moeldoko dalam kisruh ini, terlebih karena dia merupakan sosok sentral 

Politisi Partai Geloramengomentari h kudeta yang terjadi di tubuh Partai Demokrat. Fahri menyatakan cukup  sikap Moeldoko yang notabene sebagai orang nomor satu di Kantor Staff Kepresidenan, terlibat dalam prahara tersebut.

Menurutnya, lebih baik Moeldoko mengundurkan diri dari KSP apabila benar-benar ingin masuk dalam kancah perpolitikan nasional karena hal itu sangat komplikatif.

“Ali (Ali Ngabalin) bilang bahwa Moeldoko ambil langkah pribadi, kalau pribadi kan di dalam Istana susah juga. Karena sedikit banyak dia akan menyeret sesuatu yang berbau Istana. Seharusnya kalau saya jadi Moeldoko, lebih baik mengundurkan diri terlebih dahulu baru melakukan itu,” kata Fahri Hamzah di diskusi Catatan Demokrasi, dikutip dari Hops.id (jaringan Suara.com)Rabu (27/3/2021).

Baca Juga:Sidang Perdana Jhoni Allen Marbun Gugat AHY Digelar Hari Ini

Ia menjelaskan, Moeldoko bisa dianggap sebagai jantung Istana yang bertugas memberi kabar baik kepada masyarakat.

“Dia jantung Istana kita, seharusnya penjurubicaraan bahkan tidak bahas soal peristiwa ini. Karena sebenarnya yang harus dilakukan mereka bicara krisis, kedisiplinan, social distancing,” ujar dia.

“Ini konflik warga negara, harus ada jalur hukum dan politik,” sambungnya.

Ia juga sedikit cerita tentang kisruh PKS yang dulu turut menyeret namanya. Saat itu, ia mengaku lebih memilih jalur hukum ketimbang jalur politik karena dianggap lebih tenang daripada ramai di ruang publik.

 “Saya tak mau (jalur politik). Karena menurut saya, demokrasi adalah pasar ide, saya tinggal tawarkan ide, sampai akhirnya laku,” katanya.

Baca Juga:Pakai Atribut Partai Demokrat Tanpa Izin Bisa Didenda Rp 2 Miliar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini