SuaraBatam.id - Total 16 fanbase dari berbagai fandom atau klub penggemar K-pop di Indonesia berhasil menggalang dana hingga Rp1,4 milyar untuk bantu masyarakat terdampak bencana di berbagai daerah.
"Dari belasan fandom K-pop tersebut terkumpul Rp1,4 milyar yang digunakan untuk membeli makanan dan kebutuhan sehari-hari para korban bencana," kata Kpop4Planet melalui keterangan yang diterima ANTARA, Rabu (27/1/2021).
Sebelumnya, para penggemar K-pop di seluruh dunia juga menunjukkan solidaritas mereka dengan berbagai cara. Mulai dari aksi sabotase kampanye Presiden Trump penggalangan dana untuk kampanye #BlackLivesMatter, hingga demokrasi di Thailand.
Penggemar K-Pop di Indonesia patut berbangga, pasalnya, penggila K-Pop Indonesia jadi salah satu yang paling aktif dalam berbagai kegiatan kemanusiaan.
Baca Juga:Indonesia Dilanda Bencana Alam, Luis Milla Berikan Dukungan
Melalui kitabisa.com, para fans berdonasi dengan jumlah yang bervariasi atas nama selebriti yang mereka idolakan sambil mengirimkan doa untuk para korban.
Salah pendukung @Kpop4Planet asal Indonesia bernama Nurul Sarifah menyebut, gerakan para penggemar K-Pop untuk bergerak mencegah dampak perubahan iklim sangat luar biasa.
Administrator utama fandom Super Junior Elfindonesiacom Arendeelle mengaku, gerakan kemanusiaan K-Popers terinsipirasi dari berbagai kegiatan yang dilakukan idola mereka.
“Para penggemar telah terinspirasi oleh sumbangan dan pekerjaan sukarela yang sering dilakukan para idola mereka. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh anggota Super Junior, Siwon Choi, yang menjadi duta UNICEF,” kata dia.
Sementara, Armyteamkalsel, salah satu fandom BTS di Indonesia juga mengatakan, donasi yang mereka lakukan adalah bentuk kepedulian terhadap sesama.
Baca Juga:BNPB Catat 197 Bencana Dalam 23 Hari, Korban Tewas 184 Orang
"Bencana bukan sesuatu yang diharapkan semua orang. Kami berharap donasi ini dapat meringankan beban semua korban dan berharap dengan bencana ini, pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama untuk menjaga lingkungan agar meminimalisir kerusakan yang disebabkan ulah manusia," sebut mereka.
Sejak akhir tahun 2020 lalu, BMKG sudah memperingatkan terkait potensi kejadian cuaca ekstrem di seluruh Indonesia akibat pemanasan global.
BMKG juga memperingatkan adanya peningkatan suhu di Indonesia selama 30 tahun terakhir. Peningkatan dari 0,1 ke 1,0 derajat Celcius membawa dampak yang sangat besar.
Organisasi lingkungan, WALHI dan JATAM sempat mengatakan bahwa dampak bencana diperburuk oleh deforestasi akibat industri ekstraktif seperti batu bara dan kelapa sawit, yang menguasai 70 persen wilayah Kalsel.