SuaraBatam.id - Potensi desa wisata di Kepulauan Riau, disebut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri Buralimar sangat besar hingga mampu membangkitkan perekonomian masyarakat di tengah wabah Covid-19. Meski demikian, potensi itu masih minim perhatian dari pemerintah, masyarakat, hingga swasta.
Buralimar menyebut tidak kurang dari 100 desa wisata yang tersebar di tujuh kabupaten/kota di Provinsi Kepri dan masing-masing punya ciri khas tersendiri.
Meski begitu, ia menyebut, desa wisata yang nampak mulai berkembang baru di Kabupaten Bintan dan Kabupaten Natuna.
"Di Bintan misalnya ada Desa Wisata Engkang Anculai. Kalau di Natuna, ada Desa Wisata Mekar Jaya," kata Buralimar, Senin (2/8/2021).
Ia menjelaskan, warga di Natuna dan Bintan sangat antusias membangun desa wisata, terlebih dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah dan pihak swasta setempat.
Tidak hanya itu, desa wisata di dua kabupaten tersebut diusulkan ikut Anugerah Desa Wisata tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
"Ini sejalan dengan Program Kemenparekraf mendorong masyarakat berwisata di dalam negeri saat pandemi COVID-19, yaitu dengan memperbanyak destinasi salah satunya desa wisata," kata Buralimar.
Ia melanjutkan, perhatian pemerintah daerah beserta pemangku kepentingan terkait amat penting dalam rangka mendorong pengembangan desa wisata.
Tidak selalu dalam bentuk anggaran atau uang, perhatian dari berbagai pihak bisa dilakukan minimal dengan membantu sistem manajerial, seperti promosi dan mengangkat potensi desa wisata melalui berbagai platform media sosial.
Baca Juga: PPKM Level 4 Dijalankan di Kepri, Ansar: Tenaga di Kecamatan Rekaptulasi Laporan 3T
"Dinas terkait harus datang ke lokasi desa wisata, melihat langsung apa yang kurang segera difasilitasi. Jadi ada semacam perhatian dan dorongan dari pemerintah, jangan dibiarkan begitu saja," ucapnya.
Buralimar optimistis desa wisata dapat mengangkat perekonomian masyarakat desa. Masyarakat bisa menjual produk-produk mereka dengan adanya desa wisata dan pengunjung yang datang.
"Misalnya jual produk pertanian atau perkebunan dengan harga yang murah dan bersaing di pasaran," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Regulator Tabung Oksigen Langka di Kepri, Relawan Terpaksa Beli Dari Singapura
-
Satgas Riau: Kasus Kematian Covid-19 Meningkat Karena Belum Vaksin dan Terlambat ke RS
-
IMT-GT Perkuat Kerja Sama Layanan dan Industri Produk Halal
-
Intip Pesona Desa Tete Batu, Wakil RI di Lomba Best Tourism Village UNWTO 2021
-
Terus Melonjak, Pasien Covid-19 Meninggal di Kepri Bertambah 39 Jiwa
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Angkat Kearifan Lokal, Menu MBG di Kepri Pakai Makanan Tradisional
-
Operasi Zebra 2025 di Kepri Optimalkan ETLE, Berikut Deretan Lokasinya
-
Update Harga Emas Antam Hari Ini, Turun Menjadi Rp2,322 Juta per Gram
-
Pencuri yang Beraksi di 50 Lokasi Dibekuk
-
Adu Kuat Dua Nama Menuju Kursi Ketua DPC NasDem Batam