Kisah Jatuh Bangun Nokia, Bukan Sekadar Perusahaan Ponsel yang Tak Bisa Dipisahkan dari Sejarah

Perusahaan ini telah ada selama lebih dari 150 tahun. Telah melalui dua perang dunia dan masih bertahan.

Eliza Gusmeri
Kamis, 07 Juli 2022 | 19:30 WIB
Kisah Jatuh Bangun Nokia, Bukan Sekadar Perusahaan Ponsel yang Tak Bisa Dipisahkan dari Sejarah
Nokia 3.1 diklaim setangguh Nokia 3310 di masa lawas. [Suara.com/Tivan Rahmat]

SuaraBatam.id - Nokia pernah berjaya di masanya. Semula dikenal sebagai produsen ponsel terbesar di dunia.

Perusahaan ini telah mengakar lebih dari 150 tahun. Telah melalui dua perang dunia dan masih bertahan.

Melansir dari Wartaekonomi--jaringan suara.com, sebelum menjadi perusahaan ponsel, jauh sebelumnya perusahaan sudah banyak bergelut dengan berbagai bisnis.

Perusahaan ini telah ada selama lebih dari 150 tahun. Telah melalui dua perang dunia dan masih bertahan.

Baca Juga:Berbaju Koko dan Modus Minta Sumbangan, Pria Ini Gondol Ponsel Warga Bontang Baru

Perusahaan berkelana ke berbagai industri seperti karet, kertas, kabel, dan kemudian elektronik dan telekomunikasi.

Nokia menjadi salah satu perusahaan raksasa Fortune Global 500 tahun 2020. Total pendapatan atau revenue di tahun itu mencapai 26 miliar dolar AS dengan keuntungan 7,8 miliar dolar.

Awalnya produsen pulp dan kertas, Nokia didirikan sebagai Perusahaan Nokia pada tahun 1865 di sebuah kota kecil dengan nama yang sama di Finlandia tengah.

Ketika industri menjadi semakin intensif energi, perusahaan bahkan membangun pembangkit listriknya sendiri.

Namun selama bertahun-tahun, Nokia tetap menjadi perusahaan penting namun statis di sudut Eropa utara yang relatif terlupakan. Saham Nokia pertama kali tercatat di bursa Helsinki pada tahun 1915.

Baca Juga:Terungkap, Bocoran Spesifikasi dan Harga Oppo A97 5G

Perubahan besar pertama di Nokia terjadi beberapa tahun setelah Perang Dunia II. Terlepas dari kedekatannya dengan Uni Soviet, Finlandia selalu tetap terhubung secara ekonomi dengan Skandinavia dan negara-negara Barat lainnya, dan seiring dengan meluasnya perdagangan Finlandia, Nokia menjadi eksportir terkemuka.

Selama awal 1960-an Nokia mulai melakukan diversifikasi dalam upaya untuk mengubah perusahaan menjadi konglomerat regional dengan kepentingan di luar perbatasan Finlandia. Tidak dapat memulai pertumbuhan internal yang kuat, Nokia mengalihkan perhatiannya ke akuisisi.

Namun, pemerintah berharap untuk merasionalisasi dua industri dasar yang berkinerja buruk, mendukung ekspansi Nokia di dalam negeri dan mendorong merger akhirnya dengan Finnish Rubber Works, yang didirikan pada tahun 1898, dan Finnish Cable Works, yang dibentuk pada tahun 1912, untuk membentuk Nokia Corporation.

Ketika penggabungan selesai pada tahun 1966, Nokia terlibat dalam beberapa industri baru, termasuk operasi kabel terintegrasi, elektronik, ban, dan alas kaki karet, dan telah melakukan penawaran saham publik pertamanya.

Pada tahun 1967 Nokia mendirikan sebuah divisi untuk mengembangkan kemampuan desain dan manufaktur dalam pemrosesan data, otomasi industri, dan sistem komunikasi.

Divisi ini kemudian diperluas dan dibuat menjadi beberapa divisi, yang kemudian berkonsentrasi pada pengembangan sistem informasi, termasuk komputer pribadi dan workstation, sistem komunikasi digital, dan telepon seluler. Nokia juga memperoleh posisi yang kuat dalam modem dan sistem perbankan otomatis di Skandinavia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak