SuaraBatam.id - Ratusan imigran bertahan hujan-hujanan di depan kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Tanjungpinang, Kamis (30/6/2022).
Mereka sampai menginap dengan membangun tenda di depan kantor UNHCR sejak menggelar unjuk rasa mulai Rabu (29/6/2022).
Dalam tuntutannya, para imigran yang ditempatkan di Badhra Resort Bintan, Kabupaten Bintan tersebut meminta perbaikan fasilitas kesehatan kepada International Organization of Migration (IOM) Indonesia.
Diantara tuntutannya, meminta fasilitas klinik kesehatan terdekat untuk mengakomodir masalah kesehatan imigran, mobil ambulans, penyediaan unit pengaduan regular untuk pengaduan soal medis dan mengganti asuransi kesehatan yang saat ini berlaku.
Baca Juga:Sebanyak 46 Migran Ditemukan Tewas Dalam Truk Peti Kemas di Texas
"Skema sekarang mempersulit akses perawatan medis bagi pengungsi. Apalagi baru-baru ini kami sangat kesulitan untuk menemui dokter dan menerima obat-obatan yang tepat," kata seorang perwakilan imigran, Azobeir Pasha, melansir Batamnews--jaringan suara.com.
National Media and Communications Officer untuk IOM di Indonesia, Ariani Hasanah Soejoeti yang dikonfirmasi mengatakan, di Indonesia termasuk di Tanjung Pinang, IOM mendukung akses ke perawatan kesehatan primer, sekunder dan tersier bagi para pengungsi melalui jaringan penyedia layanan kesehatan Nasional.
"IOM memiliki mekanisme pengaduan dan umpan balik yang kuat, dan berusaha untuk menanggapi masalah pengungsi sebaik mungkin. IOM berkomitmen untuk bekerja dengan para pengungsi dan penyedia layanan kesehatan di Tanjungpinang," tambah Ariani.
Kapolsek Tanjungpinang Timur, AKP Syafrudin membenarkan aksi unjuk rasa imigran dengan cara menginap tersebut. "Iya, sejak semalam. Anggota juga berjaga dari kemarin," kata Syafrud
Baca Juga:Ngeri, 46 Migran Ditemukan Tewas dalam Truk Peti Kemas di Texas