SuaraBatam.id - Timnas Indonesia gagal menang lawan Bangladesh di FIFA Matchday, Rabu (1/6/2022).
Berlaga di Stadion Si Jalak Harupat, Timnas Indonesia harus puas meraih hasil imbang 0-0 lawan Bangladesh.
Skor tersebut sampai menuai sindiran media Vietnam. Pasalnya, ranking FIFA Bangladesh lebih rendah ketimbang Timnas Indonesia.
"Timnas Indonesia melakoni laga mengecewakan lawan Bangladesh," tulis TheThao24 seperti dikutip Selasa (2/6/2022).
Baca Juga:Ronaldo Kwateh dan Alfriyanto Nico Jadi Andalan, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-19 vs Ghana
"Menghadapi lawan yang dianggap lebih lemah dalam segala aspek, Timnas Indonesia diharapkan bisa meraih kemenangan telak untuk menciptakan momentum psikologis yang baik sebelum memasuki Kualifikasi Piala Asia," imbuhnya.
Sumber yang sama menyebut, anak asuh Shin Tae-yong telah mengecewakan penggemar.
Bertanding 90 menit, tetapi tak bisa membuahkan gol saat lawan tim yang menempati peringkat 188 ranking FIFA.
"Ketidakmampuan Timnas Indonesia untuk mencetak gol dan ditahan imbang oleh lawan yang jauh lebih lemah membuat fans Indonesia khawatir dengan tuan rumah," tulisnya.
"Hanya dalam beberapa hari, runner-up Piala AFF 2022 akan memasuki persaiangan ketat untuk tiket ke ajang sepak bola terbesar di Asia," pungkasnya.
Baca Juga:Debut di Timnas Senior Indonesia dan Jadi Kapten, Marc Klok Ungkap Perasaannya
Adapun selepas lawan Bangladesh, skuad Garuda dijadwalkan terbang ke Kuwait, Jumat (3/6/2022).
Di Kualifikasi Pala Asia 2023, Timnas Indonesia berada satu grup bersama tuan rumah Kuwait, Yordania dan Nepal.
Penyebab Indonesia gagal menang dari Banglades
1. Kurang Kreativitas
Hal paling mencolok dari permainan Timnas Indonesia melawan Bangladesh kemarin adalah minimnya kreativitas yang ditunjukkan oleh para pemain.
Aliran bola yang tidak terlalu lancar dari lini tengah menjadi salah stau penyebab utama permainan Timnas Indonesia jadi monoton.
Hanya menyerang dari sektor sayap menjadi opsi yang terus dicoba, meski Bangladesh sudah mengantisipasi serangan ini. Selain itu, para pemain Timnas Indonesia juga cenderung melepaskan long ball dari lini belakang yang jelas-jelas tidak efektif.
2. Adaptasi Lambat
Beberapa pemain terlihat kehilangan sentuhan dan butuh adaptasi lagi untuk kembali menjalankan pola permainan Shin Tae-yong.
Selain pemain-pemain yang baru beberapa kali bermain di bawah arahan Shin Tae-yong, beberapa pemain seperti Pratama Arhan dan Irfan Jaya cenderung kurang chemistry.
Duet gelandang Rachmat Irianto dan Marc Klok juga terbilang tidak maksimal karena dua pemain ini cenderung bermain lebih ke daerah pertahanan sendiri.
3. Striker Mandul
Ini sudah menjadi hal yang terus diperbincangkan dari Timnas Indonesia arahan Shin Tae-yong. Hingga kini belum ada penyerang yang benar-benar mematikan di kubu skuad "Garuda".
Muhammad Rafli bahkan Dimas Drajad yang diturunkan melawan Bangladesh, belum bisa menunjukkan ketajaman mereka.
Ini jelas menjadi alarm buat Shin Tae-yong yang harus mulai mempertimbangkan membawa penyerang berpengalaman dan bisa menjadi target man seperti Ilija Spasojevic.