SuaraBatam.id - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kepulauan Riau, Rika Azmi menyebutkan pemerintah Kepri akan melakukan subsidi silang untuk mengatasi kekurangan hewan kurban.
Menurutnya, pemrov akan mendatangkan hewan ternak dari Kabupaten/Kota di Kepri yang dinyatakan surplus hewan kurban.
Natuna, Bintan, dan Lingga saat ini dinyatakan sebagai wilayah yang surplus stok hewan kurban.
"Ketiga daerah ini nantinya diharapkan dapat suport kebutuhan daerah yang masih minus," ungkapnya, Jumat (27/5/2022).
Baca Juga:Viral Bocah Lelaki Ini Tunggangi Sapi di Jalan Sendirian: 'The Real Raju Sepi Go'
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kepri, saat ini untuk Kota Batam ketersediaan stok sapi sebanyak 674 ekor sapi, minus 1.921 dari kebutuhan sebanyak 2.595 sapi.
Kota Tanjungpinang, memiliki stok sapi sebanyak 601 ekor, minus 153 dari kebutuhan sebanyak 754 sapi.
Kabupaten Karimun memiliki stok sapi sebanyak 269 ekor, minus 283 dari kebutuhan sebanyak 552 sapi.
Dan yang terakhir, Kabupaten Lingga stok sapi sebanyak 250 ekor, dari kebutuhan sebanyak 269 sapi.
Sedangkan daerah yang mengalami surplus seperti Kabupaten Natuna, jumlah kebutuhan hanya 786 ekor sapi, namun ketersediaan sapi sebanyak 1.636 ekor atau berlebih sebanyak 850 ekor sapi.
Baca Juga:Kebangetan! Bukannya Sekolah, Pelajar di Magelang Malah Edarkan Ribuan Pil Sapi, Begini Ceritanya
Kebutuhan Kabupaten Anambas hanya 308 ekor sapi, sedangkan ketersediaan mencapai 435 ekor sapi atau berlebih sebanyak 127 ekor sapi.
Sementara Kabupaten Bintan yang kebutuhannya hanya 271 ekor sapi, namun ketersediaan sapinya sebanyak 425 ekor sapi, artinya berlebih sebanyak 154 ekor sapi.
"Sebagai contoh adalah surplus yang dialami Kabupaten Bintan, bisa dikirim sebagian untuk menutupi kebutuhan kurban di Batam karena jarak kedua daerah ini tergolong dekat," lanjutnya.
Terpisah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Kepri, Hasan menuturkan bahwa para pedagang hewan kurban kini harus memenuhi beberapa persyaratan untuk melakukan pengiriman hewan kurban dari daerah asal.
Salah satunya adalah hewan kurban yang telah dipesan, bukan hewan kurban yang berasal dari daerah yang saat ini tengah menghadapi PMK.
"Sesuai SE Gubernur, hewan kurban yang dipesan harus disertai bukti Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) yang ditandatangani oleh pemerintah setempat," tegasnya.
Kemudian hewan kurban yang telah dipesan, harus melalui masa karantina selama 14 hari, di lokasi yang ditentukan oleh Dinas masing-masing Kabupaten/Kota.
Selain itu, hewan kurban juga harus melalui hasil pemeriksaan seperti PCR Jembrana untuk sapi bali dan negatif Elisa Brucellosis.
"Nantinya akan ada monitoring kesehatan hewan dan atau produk hewan setelah selesai masa karantina di wilayah kerja masing-masing," ucapnya.
Sisa Sapi di Batam Hanya 13 Ekor
Menjelang Idul Adha 2022 ketersediaan sapi dan kambing di Kota Batam, Kepulauan Riau mencapai angka 13 ribu ekor.
Hal ini diketahui dari data yang dikeluarkan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan Provinsi Kepulauan Riau, mengenai jumlah ketersediaan stok hewan kurban di tahun 2022
"Ada selisih yang besar untuk stok sapi dan kambing yang saat ini tersedia dengan yang dibutuhkan untuk Idul Adha nanti," ujar Kadis Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan Provinsi Kepri, Rika Azmi saat dihubungi, Jumat (27/5/2022).
Berdasarkan data tersebut, untuk tahun 2022 ketersediaan sapi di Batam hanya terhitung 674 ekor, dan permintaan sebanyak 2.595 ekor dengan ini kebutuhan sapi dengan stok yang tersedia mengalami selisih hingga 1.921 ekor.
Sementara untuk kambing di Batam saat ini hanya tersedia 1.297 ekor, dan permintaan sebanyak 13.403 ekor, dengan ini kebutuhan kambing dengan stok yang tersedia mengalami selisih hingga 12.106 ekor.
"Dengan total ini di Batam sendiri mengalami kekurangan sapi dan kambing untuk Idul Adha hingga 13 ribu ekor," ungkapnya.
Tidak hanya itu, untuk Kota Batam kebutuhan hewan kurban di Batam juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Untuk tahun 2021 kebutuhan sapi untuk kurban hanya tercatat di angka 1.085 ekor, dan kambing untuk Idul Adha tercatat di angka 2.103 ekor.
"Dengan catatan ini peningkatan kebutuhan di 2021 dengan di tahun 2022 mengalami peningkatan hingga 100 persen," tuturnya.
Meningkatnya kebutuhan hewan kurban untuk Batam juga dibenarkan oleh Penasehat Asosiasi Peternak dan Pedagang Sapi dan Kambing di Batam, Muhammad Musofa.
Hal ini dikarenakan permintaan hewan kurban ke para pedagang di Kota Batam, tidak hanya datang dari masyarakat lokal, namun juga datang dari masyarakat Muslim di Singapura.
"Untuk saat ini dari data yang ada di kami untuk permintaan itu 30 persen datang dari saudara kita di Singapura. Makanya saat ini kebutuhan hewan kurban kita meningkat pesat," tuturnya.
Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait