
Berawal dari sandal inilah, Ismawati kemudian mengajari beberapa rekannya, dalam membuat berbagai kerajinan lain seperti tas, pot bunga, karpet mini, hingga meja berukuran 70 cm beserta kursi, dan sofa berbahan dasar eceng gondok.
Dari sana, bahkan kini usaha Ismawati telah digandeng oleh Bank Indonesia (BI) perwakilan Kepri, dan masuk menjadi salah satu Wirausaha Binaan Bank Indonesia (WUBI).
Walau demikian, pandemi Covid-19 juga membawa satu sisi buruk bagi usaha UMKM miliknya, dimana untuk sementara Ismawati harus kehilangan pelanggan yang berasal dari Malaysia dan Singapura.
"Karena kemarin kan sudah tidak bisa mengirim produk lagi kesana. Kan dilarang mas. Yah kita perkuat penjualan di lokal aja saat ini mas. Saya pikir awalnya bakal lesu, ternyata itu tadi kami ternyata sempat keteteran," sambungnya.
Baca Juga:Viral Dugaan Penyekapan Pekerja di Sebuah Ruko di Batam, Ini Faktanya
Mengenai keuntungan dari mengolah limbah eceng gondok, yang kebanyakan berasal dari DAM Duriangkang ini, Ismawati mengaku sebulan dapat meraup untung sebesar Rp10 juta.
Saat ini, Ismawati mengaku hanya ingin memperluas usahanya, guna membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat Batam yang terdampak Covid-19.
"Mudah-mudahan semakin besar mas, ini sekarang lagi persiapan hasil kerajinan kami akan dibawa pameran ke Jepang oleh BI. Saat ini sepertinya pengiriman ke luar negeri sudah bisa lagi. Semoga saja semakin membaik," harapnya.
Bagi anda yang mungkin tertarik mendapatkan hasil kerajinan tangan berbahan dasar eceng gondok ini, bisa langsung menghubungi langsung akun Instagram @isnapuring_ecenggondokbatam
"Saat ini produk-produk kami juga sudah banyak dipakai oleh beberapa cafe dan coffeshop. Terutama hasil karya meja dan sofa nya," paparnya.
Baca Juga:Jumlah Kasus Covid-19 Batam Naik Lagi, 17 Orang Positif, Paling Banyak di Batuampar
Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait