SuaraBatam.id - Tragedi kapal tenggelam di Perairan Tanjung Balau Malaysia menewaskan puluhan orang. Diketahui perahu tersebut ditumpangi pekerja migran Indonesia (PMI) yang menyusup ke Malaysia lewat jalur ilegal.
Sebanyak 16 orang masih hilang. Pencarian korban kapal tenggelam pun masih terkendala cuaca buruk.
Menurut Wakil Direktur Operasi, Johor Maritime Enforcement Agency (Maritim Malaysia), Kapten Maritim Simon Templer Lo Ak Tusa, kecepatan angin diperkirakan 40 hingga 50 kilometer per jam.
Sedangkan, kata dia, gelombang setinggi 2,5 hingga 3,5 meter dan badai petir di beberapa tempat.
“Op Carilamat yang memasuki hari kelima tidak ada korban baru ditemukan hingga pukul 8 pagi ini," jelas Simon Templer dikutip dari Batamnews.co.id--jaringan Suara.com, Minggu (19/12/2021).
Pencarian akan dilanjutkan dengan menggunakan empat kapal laut dengan sektor pencarian seluas 111 mil laut persegi, sedangkan helikopter AW139 Maritim Malaysia akan melakukan pencarian udara yang mencakup sektor pencarian 76,50 mil laut persegi.
Misi pencarian di pesisir pantai dilanjutkan oleh personel Maritim Malaysia, Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (JBPM), Angkatan Bersenjata Malaysia (ATM), Civil Defence Force (APM) dan Royal Malaysian Police (PDRM) meliputi Tanjung Siang hingga Sungai Musuh.
Dia mengatakan total 61 personel dari berbagai instansi dikerahkan, meliputi pencarian udara, laut dan darat.
Sebelumnya, diberitakan bahwa dalam peristiwa Rabu dini hari lalu, sebuah kapal pancung yang mengangkut 50 orang pendatang gelap (TKI Ilegal) tenggelam diterjang badai di perairan Tanjung Balau.
Hingga saat ini, jumlah korban yang ditemukan 34 orang, 21 meninggal dunia, 13 selamat, dan 16 lainnya masih hilang.