SuaraBatam.id - Seorang pengungsi Afganistan di Batam, Ali Rifaii mengatakan para pengungsi mengalami depresi gara-gara hidup dengan ketidakpastian.
Bahkan di antaranya sampai bunuh diri. Dia mengatakan ada 15 kasus bunuh diri selama ini yang ditemui beberapa penampungan dan 100 kasus percobaan bunuh diri di Indonesia.
Di Batam sendiri dikatakannya ada 1 kasus bunuh diri oleh pengungsi Afghanistan. Sebagian besar pengugsi tersebar dan tinggal di Indonesia kurang lebih selama 9 tahun hingga 10 tahun.
“Tidak hanya itu saja, 100 orang teman-teman kami meninggal dunia secara alami karena depresi,” ujarnya.
Hidup sebagai pengungsi, banyak hak mereka dibatasi, seperti tidak mendapat hak untuk berpergian, hak untuk bekerja, hak untuk mengemudi, hak untuk membeli dan mengendarai sepeda motor dan lainnya.
Baca Juga:Kebakaran di Tiban Lama, Seorang Wanita Muda Tewas di Kamar
“Kami sudah memberanikan diri keluar dari negara kami dulu, namun rupanya kami belum mendapat kepastian,” katanya.
Ali menyampaikan negara tujuan seperti Kanada, telah mengumumkan untuk menerima 80 ribu orang pengungsi Afganistan melalui UNHCR.
Mereka semua telah terdata di PBB, dalam hal ini UNHCR.
Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah untuk dapat membantu proses kepindahan mereka ke negata tujuan. “Bantu kami, karena kami juga manusia,” ucapnya.
Untuk diketahui, para pengungsi asal Afganistan kembali melakukan aksi unjuk rasa di seberang jalan Kantor Wali Kota Batam, Rabu (1/12/2021). Mereka meminta agar segera ditempatkan ke negara tujuan mereka.