Mengenal Tradisi Mandi Safar di Kampung Terih, Ada Sejak Kerajaan Lingga di Kepri

Mandi Safar terbagi tiga tata cara yakni berbedak langi yang terbuat dari beras yang digiling dan dijadikan tepung basah, dicampur kunyit dan limau purut sebagai pewangi. Tata

Eliza Gusmeri
Jum'at, 08 Oktober 2021 | 12:03 WIB
Mengenal Tradisi Mandi Safar di Kampung Terih, Ada Sejak Kerajaan Lingga di Kepri
Mandi Safat di Kampung Terih (foto: ist)

SuaraBatam.id - Mandi Safar adalah tradisi memohon perlindungan karena digelar rangkaian doa bersama usai prosesi mandi tersebut. Mandi Safar sudah berlangsung sejak lama, sejak Kesultanan Riau Lingga.

Sebelum Mandi Safar ada ritual Besapa yakni meminta doa selamat. Mandi Safar terbagi tiga tata cara yakni berbedak langi yang terbuat dari beras yang digiling dan dijadikan tepung basah, dicampur kunyit dan limau purut sebagai pewangi. Tatacara ini bertujuan untuk membersihkan jasmani.

Setelah itu dilanjutkan dengan berenang ke laut melewati Wapak yang bertuliskan huruf Arab. Filosofinya untuk menghilangkan hal negatif pada diri manusia.

Dan ketiga mandi tolak balak. Acara ditutup dengan berdoa bersama dan menikmati sajian juada khas Melayu.

Baca Juga:Terekam CCTV, Maling Gasak Kotak Amal dan Tabung Gas di Pasar Tiban Batam

Tahun ini Mandi Safar dilaksanakan oleh LAM Kec Nongsa dan masyarakat Kampung Terih, Kelurahan Sambau, Nongsa, pada Rabu (6/10) lalu.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam yang datang menghadiri bahwa Mandi Safar salah satu atraksi budaya dan pariwisata yang menarik untuk wisatawan. Ia mengapresiasi tradisi ini masih ada dan dilestarikan oleh masyarakat Melayu.

"Kalau di bidang kebudayaan dinamakan ritus," katanya.

Ia menjelaskan, Kota Batam mempunyai Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD). Dalamnya ada 10 unsur yang tercantum, diantaranya olahraga tradisional, sastra lisan, ritus, dan sebagainya. Ardi mengharapkan ritus atau kebiasaan ini dikenalkan ke generasi muda.

"Ini namanya ritus yakni kebiasan harus dijaga dengan baik. Atraksi ini kita catat di Warisan Budaya Tak Benda (WBTB)," ucapnya.

Baca Juga:Pertamina Batam Akan Cabut Izin Operasi SPBU yang Khusus Layani Pelansir

Ardi menginformasikan Pemerintah Kota (Pemko) Kota Batam dalam hal ini Disbudpar Kota Batam mempunyai Tim Ahli Cagar Budaya (TACB). Dalam kesempatan tersebut Ardi mengajak, warga di Kampung Terih untuk mencatat cagar budaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak