SuaraBatam.id - Bekerja sama dengan SunSeap Group, BP Batam segera membangun Floating Photovoltaic System (FPV) yang terbesar di dunia dan sistem penyimpanan energi, Energy Storage System (ESS) di atas waduk Duriangkang.
Proyek pembangunan senilai Rp29 trilyun itu diharap mampu meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi di Batam serta berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi nasional ke depan.
Penandatanganan MoU sendiri sudah dilakukan secara virtual oleh Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, dengan Co-founder and CEO, SunSeap Group Pte. Ltd., Frank Phuan pada Senin lalu.
Untuk diketahui, SunSeap Group adalah sebuah perusahaan penyedia energi bersih terbesar di Singapura yang didirikan pada tahun 2011.
Baca Juga:Jabatan Kepala Ex Offico Kepala BP Batam Tuai Polemik, Anggota DPRD Ajak Evaluasi
"Meskipun dalam situasi pandemi Covid-19, invastasi di Kota Batam tetap tumbuh sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Riau," kata Kepala BP Batam, Muhammad Rudi.
BP Batam akan mengawal proses dan implementasi investasinya sebagaimana yang sudah tercantum dalam perjanjian agar dapat terlaksana dengan baik dan tepat waktu. Pembangunan proyek ini juga diharap mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.
"Lapangan pekerjaan akan tercipta nanti, sekitar 3.000 pekerja dibutuhkan, saya ingin pekerja lokal yang bekerjasa sesuai dengan kemampuan," ujar Rudi.
Rudi menjelaskan, SunSeap Group akan memasang panel surya di atas waduk dengan cara mengambang. Tenaga yang dihasilkan rencananya akan sangat besar. Bahkan daya yang dihasilkan direncakan akan diekspor ke Singapura sebagian.
Alasannya karena panel itu akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan berada di Batam.
Baca Juga:BP Batam Pastikan Pelabuhan Sandar Kapal Pelni Segera Dipindahkan
"Tahun ini akan dimulai, semua perizinan akan diurus terlebih dahulu serta kajian awal untuk implementasinya," ujar Rudi.
Dengan diterapkannya panel surya tersebut nantinya, akan memberikan banyak manfaat, seperti mengurangi emisi gas karbon, mendorong tercapainya target penggunaan energi terbarukan, mendorong investasi di Batam, meningkatkan potensi pendapatan PNBP BP Batam, dan meningkatkan kapasitas kesediaan listrik di Batam, dan mendukung industri.
Setelah penandatanganan MOU ini akan di bentuk tim bersama untuk membuat kajian kelayakan dan kajian lingkungan serta perizinan dan relaksasi regulasi dengan target penyelesaian 12 bulan, yang dilanjutkan pembangunan selama 36 bulan.
Nantinya energi terbarukan berdaya 2.2GWp FPV dan 4000MWhr ESS di Waduk Duriangkang, yang merupakan waduk terbesar di Kota Batam, akan menjadi FPV dan ESS terbesar di dunia secara global hingga saat ini.
Sementara itu Co-founder and CEO, SunSeap Group Pte. Ltd., Frank Phuan, mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada BP Batam, Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian dan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Singapura atas dukungan yang terus berlanjut untuk proyek ini.
Frank Phuan menyebut proyek ini sangat penting karena merupakan bukti komitmen tegas Indonesia untuk melawan perubahan iklim dan pengurangan jejak karbon melalui pembangkit energi terbarukan.
"Saya sangat menghargai komitmen dan upaya yang dilakukan dari BP Batam, dan kami di SunSeap berkomitmen menjadi mitra dalam membangun FPV dan ESS terbesar di dunia,” kata Frank.
Saat ini SunSeap memiliki lebih dari 2GW pipa proyek di Singapura dan lebih dari 3.000 bangunan di seluruh Asia.
SunSeap Grup juga didukung dengan baik oleh pemegang saham terkemuka, yaitu Temasek dan ABC World Asia yang memberi dukungan tak terbatas.