Tren Bersepeda Tidak Lagi Diminati, Harga Sepeda Turun Drastis

Penyebab lain harga sepeda turun karena sebagian besar toko kelebihan stok dan tidak terjual.

M Nurhadi
Senin, 07 Juni 2021 | 10:59 WIB
Tren Bersepeda Tidak Lagi Diminati, Harga Sepeda Turun Drastis
Ilustrasi bersepeda. (Sumber: Shutterstock)

SuaraBatam.id - Tren bersepeda belakangan ini perlahan tidak lagi diminati banyak orang. Hal ini  diikuti dengan merosotnya harga jual sepeda di Tanah Air.

Dijelaskan Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (APSINDO), Eko Wibowo Utomo, permintaan sepeda tahun ini tidak sebanyak tahun 2020 lalu yang mencapai 7-8 juta unit.

"Kalau di pasar kan gini, ada upnormal price karena harga digoreng ( di tahun 2020), karena permintaan tinggi harga dinaikin. Tapi dari harga di importir maupun produsen plus minus itu antara 20-30%, kalau ada yang lebih dari itu, tadinya harganya tidak normal," kata Eko.

Penyebab lain harga sepeda turun karena sebagian besar toko kelebihan stok dan tidak terjual. 

Baca Juga:Jadi Jalur Khusus Road Bike, Alasan Polisi Larang Pemotor Melintas di JLNT Casablanca

Tingginya permintaan tahun lalu membuat sebagian produsen memperoduksi sepeda lebih banyak. Namun kini justru tidak terjual hingga oversupply.

Hal ini juga semakin parah dengan banjirnya sepeda impor pada akhir 2020 lalu . Berikut adalah penurunan harga yang dialami beberapa jenis sepeda.

1. Turanza 2503

Beberapa bulan lalu : Rp 1,7 juta

Saat ini : Rp 1,1 juta

Baca Juga:Ngamuk Tak Diberi Uang, Anak Ini Bakar Motor Ayahnya dan Mau Parangi Ibunya

2. Pacific Revolt 3.021 Speed

Beberapa bulan lalu : Rp 1,8 juta

Saat ini : 1,56 juta

3. Polygon tipe Path 18 G

Beberapa bulan lalu : Rp 9,05 juta

Saat ini : Rp 8,7 Juta

4. Folding Bike Foldx xlite Edisi Damn I love Indonesia

Beberapa bulan lalu : Rp 10,6 juta

Harga saat ini : Rp 9 juta

5. Marin Sepeda Bobcat Trail 3

Beberapa bulan lalu: Rp 8 juta

Saat ini : Rp 6,2 juta

"Range harga turun 20%-30%, itu realita yang harus diterima, barang yang lama sampai grosir akhirnya jual barang saja, yang penting ngejar cashflow. Harga modal saja dilempar supaya terjadi perputaran. Pasar menyesuaikan diri dengan keadaan, tapi demand tetap ada," kata Eko. [Batamnews]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini