SuaraBatam.id - Sebuah rekaman suara dari seorang anggota kelompok bersenjata memperingatkan Israel akan menerima serangan balasan atas apa yang mereka perbuat di Jalur Gaza. Terlebih jika Israel tidak memenuhi tuntutan Hamas.
Rekaman tersebut adalah suara Mohammed Deif, seorang pemimpin sayap militer Hamas. Orang yang dalam 7 tahun belakangan menghilang, mendadak muncul menebar ancaman pada Israel.
Tetapi ketika peringatannya tidak diindahkan, konflik mengguncang Israel dan Gaza selama 11 hari sebelum muncul gencatan senjata.
PBB melaporkan setidaknya 242 orang tewas di Gaza dan 13 orang lainnya tewas di Israel selama pertempuran yang berlangsung 10-21 Mei lalu.
Baca Juga:Profil Natalia Fadeev, Tentara Wanita Israel yang Tuai Kontroversi
Dalam laporan itu, sedikitnya 129 orang yang tewas di Gaza adalah warga sipil. Sementara, Israel mengklaim, 200 orang yang tewas adalah militan Palestina, sedangkan pemipin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, mengaku jumlah pejuangnya yang tewas sebanyak 80 orang.
Meski Israel menggempur Jalur Gaza habis-habisan, Deif tidak ada dalam daftar korban tewas.
"Di sepanjang operasi, kami berusaha membunuh Mohammed Deif," ujar juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Hidai Ziberman, seperti dikutip BBC Indonesia (jaringan Suara.com) dari New York Times.
Dalam konflik kemarin, pejabat militer Israel mengaku sudah dua kali pihaknya berupaya membunuh Deif meski selalu gagal.
Dengan demikian, berarti sudah tujuh kali dia selamat dari upaya pembunuhan oleh Israel dalam dua dekade. Situasi ini cukup bikin frustrasi militer Israel, yang menargetkan pembunuhan sebanyak mungkin komandan Hamas selama konflik bersenjata.
Baca Juga:UAH Dipaksa Lihatkan Transfer Dana Palestina, Pakar: Penuduh yang Wajib Buktikan
"Mereka jelas punya daftar orang yang diyakini penting bagi kemampuan militer Hamas," kata pengamat keamanan Timur Tengah Matthew Levitt kepada BBC.
"Di urutan teratas daftar itu adalah Mohammed Deif," sambungnya.
Hingga kini, sangat sedikit informasi mengenai Deif, hanya beberapa laporan media massa di Israel dan Palestina.
Informasi itu menjelaskan Deif lahir di kamp pengungsi Khan Yunnis di Jalur Gaza pada 1965, saat wilayah itu diduduki Mesir.
Nama lahirnya adalah Mohammed Diab Ibrahim al-Masri. Namun, seiring waktu saat dia terus berpindah tempat menghindari serangan udara Israel, dia lalu lebih dikenal sebagai Deif, yang dalam bahasa Arab berarti "tamu."
Sedikit informasi mengenai masa kecil Deif, yang tumbuh di tengah kecamuk konflik Israel-Palestina di Timur Tengah.
Ia seringkali disebut sebagai sosok perancang senjata andalan Hamas, yaitu roket Qassam dan jaringan terowongan bawah tanah Gaza.
Deif diduga lebih banyak menghabiskan waktunya berada di terowongan-terowongan itu demi menghindari serangan Israel sambil melancarkan operasi militer Hamas.