Warga Kampung Seni Batam: Habis Terhantam Wabah, Tapi Kami Harus Bertahan

Dalam kondisi pandemi sekalipun, warga tetap ingin merealisasikan Kampung Seni sebagai lokasi Perumahan yang berwarna dengan lukisan dan seni.

M Nurhadi
Senin, 31 Mei 2021 | 15:21 WIB
Warga Kampung Seni Batam: Habis Terhantam Wabah, Tapi Kami Harus Bertahan
Asep dan bebebrapa pelukis mural saat menggambar di tembok rumah warha Kampung Seni [Suarabatam.id/Nando]

SuaraBatam.id - Pandemi Covid-19 yang hingga kini masih menjangkit di Batam, Kepulauan Riau tidak hanya berpengaruh terhadap kawasan industri dan usaha.

Namun kondisi ini juga menghentikan kreativitas warga yang tinggal di RT 02 dan RT 04 dan kedua kawasan RT kini dikenal sebagai Kampung Seni Batam.

Salah satu pengagas Kampung Seni Batam, Asep menjelaskan, terhentinya usaha para pelaku seni di kawasan ini telah terhenti sejak satu tahun belakangan.

Ironisnya, kegiatan yang biasanya diikuti oleh para Ibu Rumah Tangga (IRT) yang berlokasi di Rumah Kreatif Kampung Seni itu sudah tidak terlihat lagi.

Baca Juga:Mengenal Difabel Zone, Pengrajin Batik di Bantul dengan Skala Internasional

"Dulu saat awal dibentuk seru sekali mas, biasa berkumpul dan membuat kerajinan tangan bersama. Tapi sudah setahun rumah krearif kosong dan tidak ada kegiatan lagi. Karena larangan berkumpul di masa pandemi ini," paparnya saat ditemui di galeri lukisnya, Senin (31/5/2021).

Asep yang juga merupakan salah satu pelukis di Kota Batam itu, menceritakan salah satu alasan terbentuknya Kampung Seni. Salah satunya menghidupkan wisata serta mendatangkan pendapatan untuk warga.

"Dibentuk setahun lalu, seharusnya Kampung Seni menjadi tujuan wisatawan apabila ingin mencari souvenir yang menandakan mengenai Kota Batam," lanjutnya.

Sebelum dinyatakan sebagai Kampung Seni, awalnya Asep dan beberapa warga di Perumahan Bida Kharisma hanya ingin memperindah kawasan pemukiman mereka dengan cara melakukan gotong royong pembersihan lingkungan.

Namun hal ini kemudian menjadi memunculkan ide dari beberapa seniman lukis di kawasan tersebut, guna memanfaatkan tembok rumah warga sebagai kanvas bagi karya mural mereka.

Baca Juga:Sempat Dapat E, Anies Minta Kemenkes Kaji Ulang Indikator Penilaian Penanganan Covid-19

Hasil mural di tembok rumah warga ini lantas viral, kemudian dilihat oleh beberapa warga lainnya sebagai spot bagi foto yang menarik bagi media sosial.

"Dari sana pula kita mendapat perhatian dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam," terangnya.

Namun euforia Kampung Seni yang awalnya bersiap menyambut wisatawan itu kini mulai meredup dikarenakan pandemi Covid-19.

Meski demikian, Asep dan beberapa pelaku kerajinan lain juga menegaskan bahwa tidak akan berhenti dan menyerah untuk berkreativitas.

Saat ini, demi mendapatkan pemasukan, beberapa perajin kerajinan tangan juga tetap menghasilkan karya di kediamannya masing-masing dan dijual melalui daring.

"Dulu saat awal terbentuk sudah sempat merasakan hasil walau belum maksimal, namun pandemi datang dan kegiatan terhenti," ungkapnya.

Diakui Asep, saat ini ia terus berusaha melakukan berbagai improvisasi demi bertahan di tengah pandemi.

Salah satunya adalah menitip lukisan di rumah warga, dimana hasil penjualan lukisan akan dibagi bersama dengan pemilik rumah.

"Titip di rumah warga yang aktif di Kampung Seni. Nanti saya dapat dan pemilik rumah juga dapat hasil dari penjualan lukisan itu," terangnya.

Meski demikian, Asep menerangkan dalam kondisi pandemi ini pihaknya tetap ingin merealisasikan Kampung Seni sebagai lokasi Perumahan yang berwarna dengan lukisan dan seni.

Salah satunya adalah tetap melaksanakan mural di tembok warga yang kini dilaksanakan setiap malam.

"Karena tidak ada kegiatan bersama lagi, jadi saat ini malam hanya memural di rumah tembok rumah warga saja. Itung-itung agar jadi spot foto buat warga dan siapa saja yang berkunjung ke Kampug Seni," tutupnya.

Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini