SuaraBatam.id - Disampaikan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar memiliki afiliasi dengan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Hal ini ia ungkap saat meninjau lokasi kejadian bersama Panglima TNI Hadi Tjahjanto pada Minggu malam. Pelaku bom bunuh diri disebut berkaitan dengan 19 teroris JAD yang ditangkap di Sulawesi Selatan sebelumnya.
“Pelaku ini merupakan jaringan JAD (berkaitan) dengan 19 anggota JAD yang ditangkap kemarin,” kata Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Untuk informasi, Jamaah Ansharut Daulah (JAD) memiliki hubungan dengan organisasi ISIS. Saat ini, Polri masih melakukan pengejaran terhadap teroris bernama Saefullah alias Daniel alias Chaniago.
Baca Juga:Bom Makassar, Jadi Bukti Negara Masih Gagal Lakukan Pencegahan Aksi Teror
Pria yang menjadi penjaga perpustakaan Ponpes Ibnu Mas’ud ini sudah masuk dalam daftar pencarian orang alias DPO Kepolisian Republik Indonesia.
Tidak hanya memiliki kaitan dengan bom bunuh diri, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menduga, Saefullah menjadi salah satu tokoh yang berperan dalam aksi terorisme terkait pendanaan.
Terlebih, Saefullah diketahui mendapatkan aliran dana dari 12 oknum berbeda, yang ditransfer dari lima negara berbeda-beda.
“Saudara Saeful ini menerima beberapa aliran dana, ini aliran dana dari negara Trinidad Tobago ada tujuh kali, dari Maldives ada satu kali, Venezuela satu kali, Jerman dua kali dan Malaysia sekali,” ujar Dedi, melansir BantenHits (jaringan Suara.com).
Ia menambahkan, Saefullah mulai menerima aliran dana dari berbagai negara itu dari bulan Maret 2016 hingga September 2017.
Baca Juga:Tokoh Agama di Jateng: Teror di Gereja Katedral Makassar Bukan Ajaran Agama
Dana yang terkumpul juga tidak sedikit, sekitar $ 28.921.89 atau Rp 413.169.857 yang ditransfer melalui Western Union.
“Seluruhnya terkumpul Rp413.169.857. Mereka menggunakan sistem aliran dana western union,” ucapnya.
Berikut nama oknum yang mengirimkan aliran dana kepada Saefulah :
1. Yahya Abdul Karim dari Trinidad & Tobago (4 kali);
2. Fawaaz Ali dari Trinidad & Tobago;
3. Keberina Deonarine dari Trinidad & Tobago;
4. Ahmed Afrah dari Maldives;
5. Ricky Mohammed dari Trinidad & Tobago (2 kali);
6. Ian Marvin Bailey dari Trinidad & Tobago;
7. Pedro Manuel Morales Mendoza dari Venezuela;
8. Mehboob Suliman dari Jerman;
9. Simouh Ilyas dari Jerman;
10. Muslih Ali dari Maldives;
11. Furkan Cinar dari Trinidad & Tobago;
12. Jonius Ondie Jahali dari Malaysia.