SBY Curhat, Dilukai Sahabat Hingga Sebut Cikeas Bagai Kota Mati

Perbuatan dan perlakuan sejumlah sahabat yang sangat melukaiku. Juga melukai orang-orang yang setia, yang mencintai dan berjuang di sebuah perserikatan partai politik.

M Nurhadi
Jum'at, 19 Maret 2021 | 07:01 WIB
SBY Curhat, Dilukai Sahabat Hingga Sebut Cikeas Bagai Kota Mati
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (Antara/Andika Wahyu)

SuaraBatam.id - Mantan presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono nampaknya cukup gundah dengan situasi yang dihadapi anak-anaknya terkait kisruh internal Demokrat.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu kali ini menuliskan uneg-uneg melalui tulisannya di akun medsos milik dia yang diberi judul: Kebenaran dan Keadilan Datangnya Sering Lambat, Tapi Pasti.

SBY memang dikenal sebagai salah satu politisi yang sering berkarya melalui lagu atau sajak-sajak. Kali ini, SBY menyebut yang dia hadapi adalah cobaan berat karena kawannya sendiri tega melukai dirinya.

Diduga kuat, SBY menyinggung teman-teman seperjuangannya yang turut membangun Partai Demokrat puluhan tahun lalu. 

Baca Juga:Marzuki Alie Sebut Demokrat Telah Berubah Jadi Partai Dinasti

“Perbuatan dan perlakuan sejumlah sahabat yang sangat melukaiku. Juga melukai orang-orang yang setia, yang mencintai dan berjuang di sebuah perserikatan partai politik, yang selama 20 tahun aku juga ikut bersamanya. Sesuatu yang tak pernah kubayangkan bahwa itu bakal terjadi,” tulisnya.

Presiden Republik Indonesia Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono memberikan keterangan pers di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/2).
Presiden Republik Indonesia Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono memberikan keterangan pers di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/2).

 Berikut tulisan SBY yang kami kutip dari akun media sosialnya pada Jumat (19/3/2021),

 KEBENARAN & KEADILAN DATANGNYA SERING LAMBAT, TAPI PASTI

 Oleh: Susilo Bambang Yudhoyono

Malam itu Cikeas bagai kota mati. Atau seperti dusun kecil yang terbentang di kaki bukit yang sunyi. Suasana sungguh mencekam, hening dan sepi.

Baca Juga:Sempat Diretas Sebelum KLB, Begini Kabar Akun Twitter Andi Arief

Ketika kubuka jendela di dekat sajadah mendiang istriku, yang sedikit lusuh namun menyimpan kenangan yang teramat dalam, yang kini menjadi teman setiaku ketika aku bersujud ke pangkuan Illahi, di kejauhan kupandangi langit yang pekat kehitaman. Tak ada cahaya rembulan atau gemerlapnya bintang-bintang. Rintik hujan yang turun sejak senja haripun kini telah pergi. Tinggal derak pohon dan dedaunan yang terdengar lirih berdesir… pertanda angin malam masih menyapa dan menghampiri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak