Ketika Singapura membatasi arus lalu lintas antarnegara dengan ketat, Batam bagai perawan yang patah hati ditinggal kekasih. Merana.
Tidak heran sebenarnya, Batam sangat identik dengan Singapura. Identik, bukan serupa. Namun, ketika menyebut Batam di dalam negeri, maka akan terlintas Singapura.
Kalau Anda berkesempatan datang ke Batam - saat kehidupan normal, sebelum dijajah pandemi- maka yakinlah Anda akan tergoda untuk melanjutkan perjalanan ke Singapura.
![Hotel Haris Batam Center salah satu hotel yang disiapkan sebagai ruang tunggu pebisnis sebelum melakukan tes PCR. [Suara.com/Ahmad Romadi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/10/14/88502-hotel-haris-batam-center.jpg)
Ketika pelancong Nusantara ke Batam, oleh-oleh apa yang akan dibawanya untuk kerabat? Cokelat Singapura? Kaos bergambar Merlion? gantungan kunci Merlion? dan semua yang berbau Singapura.
Baca Juga:18 Oktober: Positif Corona Indonesia Tambah 4.105 Jadi 361.867 Orang
Sebelum dijajah pandemi, hubungan Batam dan Singapura tidak bertepuk sebelah tangan. Karena warga Negara Singa juga suka menghabiskan waktu di Batam.
Setiap hari ada saja wisatawan mancanegara (wisman) yang datang. Entah itu warga negara Singa, atau pun dari negara lain yang masuk ke Indonesia dari sana. Apalagi saat akhir pekan. Pusat perbelanjaan, hotel, dan jalan-jalan penuh dengan turis.
Bahkan Manager Operasional PT Sinergy Tharada, pengelola Pelabuhan Internasional Batam Centre, Nika Astaga, pernah mencatat dalam satu hari masuk sekitar 18.000 orang dari Singapura.
"Kalau sekarang, jangan sebut. Kemarin saja hanya 64 orang," kata Nika.
Pelabuhan Internasional Batam Centre hanya satu dari sejumlah pelabuhan yang melayani pelayaran antarnegara, di antaranya Pelabuhan Internasional Sekupang yang juga tidak kalah ramai, Pelabuhan Harbour Bay, dan Pelabuhan Nongsa Pura.
Baca Juga:Catat! Ini Lokasi Resmi Pemasangan Baliho Kampanye Calon Wali Kota Batam
Sebatas itu? Tidak. Karena sebagian nadi dari industri di Batam, berada di Singapura.