Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Senin, 07 November 2022 | 15:45 WIB
Warga Perumahan Putra Jaya Tanjunguncang mendatangi Kantor BP Batam. [Suara.com/Partahi]

SuaraBatam.id - Sepuluh tahun tidak menikmati air bersih selama 24 jam, ratusan warga Perumahan Putra Jaya, Tanjunguncang, Senin (7/11/2022) mendatangi kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam.

Tomi salah satu warga menyebutkan kedatangannya dikarenakan harus tetap terjaga pada dini hari, demi menampung air bersih.

"Selama 10 tahun, saya harus bangun di antara pukul 00.00 WIB-04.00 WIB, hanya untuk menampung air bersih. Dan selama 10 tahun ini juga, BP Batam selalu berjanji akan memperbaiki hal ini," tegasnya.

Walau telah merasakan hal yang sama sejak operator sebelumnya, namun permasalahan air bersih bagi warga semakin parah sejak dipegang oleh PT Moya selaku operator saat ini.

"Permasalahan air tidak mengalir 24 jam penuh sudah kami rasakan sejak lama. Namun saat ini semakin parah, nyala hanya 4 jam saja, dan terkadang kualitasnya air kotor. Kami kembali menagih janji BP Batam sebagai regulator," paparnya.

Seorang warga Tanjunguncang lainnya, Yuni mengungkapkan, aktivitas rumah tangganya sangat sulit akhir-akhir ini akibat air sering mati di rumahnya.

Ia mengaku, kondisi terbatasnya air bersih justru semakin parah sejak pengelolaan air baku di Batam dipegang oleh BP Batam bersama PT Moya Indonesia.

Selain nyalanya air yang hanya kurun waktu singkat, hal ini diperparah dengan tagihan air yang justru melonjak.

Biasanya ia hanya membayar sekitar Rp 40 ribu per bulan, kini tagihannya mencapai Rp 100.000 per bulan.

"Gimana lah kondisi kami ini, sangat memprihatinkan, apalagi saya punya anak bayi. Berkali-kali kami didatangi petugas mau ngecek air, tapi nggak pernah selesai permasalahannya," jelas Yuni.

Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait

Load More