SuaraBatam.id - KJRI Johor Bahru mencatat 7.000 Pekerja Migran Indonesia (PMI) telah mendaftar untuk pulang ke Tanah Air melalui Batam sepanjang Desember 2021. Satgas memperkirakan terdapat rata-rata 200 orang PMI yang datang setiap hari untuk menjalani karantina.
Sementara sesuai aturan protokol kesehatan, maka setiap PMI harus menjalani karantina selama 10 hari. Dengan begitu setidaknya dibutuhkan sekitar 2.000 tempat tidur.
Saat ini, Pemerintah Kota Batam Kepulauan Riau berharap pihak swasta membantu pemerintah memenuhi kebutuhan tempat tidur sebagai fasilitas karantina COVID-19 untuk pekerja migran Indonesia yang baru tiba dari Malaysia dan Singapura.
"Kami akan coba, mana tahu ada rekan pelaku usaha berkontribusi," kata Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad di Batam, Rabu.
Baca Juga: Tiga Anak di Bawah Umur Jadi Tersangka Pencuri Motor di Batam
Sedangkan jumlah tempat tidur yang tersedia di tiga rumah susun lokasi karantina COVID-19 bagi PMI saat ini sekitar 1.600 unit.
"Terdapat persoalan pada tempat tidur. Karena jumlahnya ditambah dari dua menjadi tiga (per kamar)," kata dia.
Selain berharap bantuan dari pihak swasta, Pemkot Batam juga meminta KJRI Johor Bahru mendorong PMI untuk menjalani karantina COVID-19 secara mandiri di hotel-hotel yang memang disiapkan oleh Satgas. Dengan begitu, maka jumlah mereka yang dikarantina di rusun berkurang.
Ia berharap kondisi Batam yang kekurangan tempat tidur menjadi perhatian dari pemerintah, sehingga solusinya bisa ditemukan, antara lain penambahan jumlah tempat tidur atau pembiayaan karantina di hotel.
"Tapi terus terang, kami optimistis masalah ini selesai. Bagaimana pun tantangan Batam, kami semua rekan-rekan Forkopinda siap," kata dia.
Baca Juga: UMKM Kepri Dapat Bantuan Pinjaman Rp20 Juta tanpa Bunga
Wakil Wali Kota menyatakan sejatinya Batam dipilih menjadi pintu masuk PMI karena pemerintah menilai penanganannya relatif sangat baik.
"Ini disampaikan pihak KKP. Makanya Batam dibuka, karena penanganan PMI di Batam berkategori sangat baik," kata dia. (antara)
Berita Terkait
-
Kata Kapolda Kepri Soal Ibu Rantai dan Siksa Anak Sendiri di Batam
-
Hanya Bayar Listrik 40 Ribu per Bulan! Ini Keajaiban PLTS di Pulau Terpencil
-
Desa Wisata Bakau Serip Batam: Pendorong Ekonomi Lokal di Era Jokowi
-
BRI Dukung Aksi Donor Darah HUT Karantina di Papua Tengah
-
Modus Kapal Singapura Curi Pasir di Batam, 10 Ribu Meter Kubik Sekali Angkut!
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Berapa Harga HP Infinix Smart 8 RAM 6?
-
Ibu di Batam Aniaya Anak Kandung Pakai Rantai Besi, Berawal dari Hal Sepele Ini
-
Progres Konstruksi Container Yard Batuampar, Green Port Pertama Segera Hadir di Batam
-
Berapa Harga Airpods Pro Asli Gen 2? Inilah Keunggulannya
-
16 Atlet Muaythai Batam Bertarung di Vitka Gym, Ajang Pemanasan Menuju Porkot 2024