Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Senin, 26 Juli 2021 | 10:17 WIB
Pemakaman jenazah Covid-19 di Tunisia. (Anadolu Agency/Nacer Talel)

SuaraBatam.id - Presiden Tunisia Kais Saied putuskan untuk membubarkan pemerintah dan membekukan parlemen pada Minggu (25/7/2021) kemarin. Langkah ini dianggap ekstrim dan diprediksi bakal memperparah krisis politik di negara itu.

Menyambut keputusan ini, warga nampak berkemurun di Ibu Kota Tunis untuk mendukung langkah presiden, meski oposisi menyebut tindakan Saied itu sebagai kudeta.

Dalam keterangan resminya, Saied mengatakan dia akan mengambil alih kekuasaan eksekutif dengan bantuan perdana menteri yang baru.

Konstitusi demokratis 2014 yang memisahkan kekuasaan presiden, perdana menteri, dan parlemen kini menghadapi tantangan terbesar.

Baca Juga: Viral Lagi, Warga Bondowoso Ambil Paksa Jenazah Covid di Puskesmas Lawan Polisi dan TNI

Kerumunan orang memenuhi jalan-jalan di Tunis, bersorak-sorak dan membunyikan klakson kendaraan. Suasana itu mengingatkan pada revolusi 2011 yang membawa demokrasi dan memicu aksi protes "kebangkitan dunia Arab" (Arab Spring) yang mengguncang Timur Tengah.

"Saya peringatkan siapa pun yang berpikir untuk menggunakan senjata dan siapa pun yang menembakkan peluru, tentara akan membalasnya dengan peluru," kata Saied dalam pernyataan di televisi.

Korupsi, layanan publik yang buruk dan ppeningkatan pengangguran membuat negara itu makin sulit bangkit. Masalah ini diperburuk dengan wabah virus corona.

Protes, yang diserukan aktivis media sosial tapi tidak didukung partai besar mana pun, bermunculan pada Minggu. Sebagian besar kemarahan tertuju pada partai Islam moderat Ennahda yang menguasai parlemen.

"Kami telah terbebas dari mereka," kata seorang perempuan bernama Lamia Meftahi tentang pemerintah dan parlemen. Dia ikut merayakan keputusan Saied itu di Tunis tengah.

Baca Juga: Viral Pria Positif Covid-19 Peluk dan Ludahi Orang, Warga Geram Hingga Diikat dan Dipukuli

"Ini adalah momen paling membahagiakan sejak revolusi," tambahnya.

Load More