SuaraBatam.id - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Muhamad Bisri menyebut, masyarakat tidak perlu melakukan tes usap dengan metode antigen sebanyak dua kali atau lebih jika hasil awalnya positif.
"Kalau hasil tes pertama positif, ya tetap positif meski hasil kedua dan seterusnya negatif. Itu rumusnya," kata Bisri di Tanjungpinang, Senin (5/7/2021) kemarin.
Hal itu disampaikan Bisri terkait polemik hasil tes usap dengan metode antigen yang dilakukan Pemkot Tanjungpinang dan Pemkab Bintan yang berbeda dengan hasil tes usap yang dilakukan sejumlah klinik di Tanjungpinang.
Perbedaan hasil tes usap yang dilakukan Pemkot Tanjungpinang dan Bintan dengan sejumlah klinik di Tanjungpinang lantas menimbulkan polemik.
Pedagang yang mengikuti tes usap antigen saat razia protokol kesehatan di Pasar Bintan Centre meragukan hasilnya, positif. Kemudian pedagang itu melakukan tes usap antigen di salah satu klinik di Tanjungpinang dengan hasil negatif.
Di Bintan, sebanyak 21 karyawan Swalayan WS ditanyakan positif COVID-19 setelah mengikuti tes usap dengan metode antigen yang dilakukan pemerintah setempat. Kemudian mereka melakukan tes usap antigen secara mandiri di salah satu klinik di Tanjungpinang, dengan hasil negatif.
Meski demikian Bisri tidak menjelaskan secara medis kenapa hasil tes usap dengan metode antigen yang dilakukan pemerintah dan klinik itu berbeda. Padahal klinik yang beroperasi di Tanjungpinang juga memiliki ijin.
"Tidak ada yang perlu dipersalahkan, semuanya benar. Yang salah itu melakukan tes antigen lebih dari sekali dalam waktu dekat. Hasil pertama negatif, terus yang kedua positif, juga ditanyakan positif. Tetap yang diambil itu positif," ucapnya.
Bisri menambahkan tes usap dengan metode antigen merupakan cara cepat untuk mengetahui apakah seseorang terpapar COVID-19 atau tidak. Antigen merupakan metode yang cukup akurat sehingga dijadikan pemerintah sebagai alat untuk mendeteksi seseorang itu tertular COVID-19 atau tidak.
Baca Juga: Tanjungpinang Hampir Jadi Milik Singapura, Sejarah Panjang Kota Penting Kesultanan Johor
"Kalau menunggu hasil dari tes usap dengan metode PCR kan butuh waktu cukup lama sehingga digunakan antigen," ujarnya kepada Antara.
Berita Terkait
-
Terus Waspada, Varian COVID 19 Kappa Sudah Masuk Sumsel
-
Kasus Covid-19 Melonjak, Produsen Oksigen di Batam Tingkatkan Produksi
-
Stok Oksigen di Batam Aman, Ada Samator dan Dua RS Dengan Generator Oksigen Sendiri
-
Data Lengkap Peta Sebaran Wabah Covid-19 di Provinsi Kepulauan Riau
-
Awas! Beredar Akun Facebook Palsu Gubernur Kepri, Minta Nomor Whatsapp Warga
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Angkat Kearifan Lokal, Menu MBG di Kepri Pakai Makanan Tradisional
-
Operasi Zebra 2025 di Kepri Optimalkan ETLE, Berikut Deretan Lokasinya
-
Update Harga Emas Antam Hari Ini, Turun Menjadi Rp2,322 Juta per Gram
-
Pencuri yang Beraksi di 50 Lokasi Dibekuk
-
Adu Kuat Dua Nama Menuju Kursi Ketua DPC NasDem Batam