Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Senin, 05 Juli 2021 | 14:55 WIB
Ilustrasi tabung oksigen (Unsplash)

SuaraBatam.id - Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi menyebut, saat ini stok oksigen untuk Kota Batam, Kepulauan Riau dalam kondisi aman mengingat hingga kini stok tabung oksigen di seluruh RS di kota itu masih tercukupi.

Tidak hanya itu, ia meyakini ucapannya mengingat bahwa salah satu perusahaan gas terbesar di Indonesia, PT. Samator memiliki pabrik produksi di Batam, yang mampu menyuplai kebutuhan oksigen bagi seluruh rumah sakit.

"Kecuali ada gangguan produksi di Samator, barulah kita di Batam bisa cemas mengenai stok oksigen bagi Rumah Sakit," kata Didi saat dihubungi Suara.com, Senin (5/7/2021).

Selain PT. Samator, satu alasan lain adalah keberadaan mesin generator oksigen yang dimiliki oleh RSUD Embung Fatimah, dan juga RSBP Batam.

Baca Juga: Pemprov DKI Buka Pusat Isi Ulang Oksigen di Monas

Didi bahkan menyampaikan agar kedua rumah sakit itu dapat melayani penjualan oksigen bagi rumah sakit lain yang membutuhkan.

"Saya minta kedua rumkit ini, agar dapat melakukan produksi massal juga apabila nanti ada kendala mengenai ketersediaan oksigen bagi rumah sakit," terangnya.

"Jumlah penduduk kita hanya lebih dari 1 juta jiwa. Berbeda dengan Provinsi lain di Pulau Jawa. Untuk itu kelangkaan oksigen tidak akan mungkin terjadi," sambung dia.

Saat ditanyai mengenai ketersediaan oksigen di fasilitas kesehatan (faskes) seperti Puskesmas, Didi menuturkan, saat ini 10 Puskesmas sudah memiliki alat generator oksigen yang merupakan bantuan dari Otoritas Singapura pada awal pandemi lalu.

Alat ini, diakuinya dapat digunakan untuk menangani pasien dengat status gawat darurat, namun hanya dengan jangka waktu yang lebih singkat.

Baca Juga: PLN Jamin Pasokan Listrik untuk Industri Oksigen di Jawa-Bali

"10 Puskesmas yang diberikan alat itu ada di Mainland, dan bahkan di Puskesmas Galang untuk daerah Hinterland. Bisa dipakai untuk pasien gawat darurat, namun jangka waktu nya hanya 4-6 jam saja," paparnya.

Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait

Load More